Sabtu, 10 Desember 2022

AKSI NYATA TOPIK ASESMEN SMP-SMA/SMK/Paket B-C

 Assalamualaikum wr.wb

Ibu dan Bapak Guru Hebat,

Saya melakukan aksi nyata pada pelatihan mandiri di Platform Merdeka Mengajar Topik Asesmen SMP-SMA/SMK/Paket B-C.

Setelah membaca pemaparan saya, mohon Ibu/Bapak berkenan memberikan umpan balik melalui tautan berikut https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSecdi5riAwdnlfzG_LUuAWGlJRCyXR3p3eUU6Bex-DJaE4oMQ/viewform?usp=share_link.

Terima kasih.



Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Jumat, 25 November 2022

AKSI NYATA TOPIK MERDEKA BELAJAR

AKSI NYATA TOPIK MERDEKA BELAJAR

Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar



Ibu dan Bapak Guru Hebat, mohon kesediaannya untuk memberikan umpan balik dengan mengisi link berikut ini https://forms.gle/U1HBJ8cvSfADwXhq9 bisa juga di kolom komentar.

Dari paparan yang disampaikan, sebelumnya saya pikir . . . .,
ternyata . . . . . Langkah kecil yang akan saya lakukan setelah ini adalah . . . .

Terima kasih.

Sabtu, 19 November 2022

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.2

 

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Pendidikan Guru Penggerak Modul 1.2

Sabtu, 19 November 2022

oleh

Laely Ngaenatul Wardah Isnaeni,S.Pd

SMP Negeri 1 Pandanarum

CGP Angkatan 7 Kabupaten Banjarnegara


"Perubahan yang kita lakukan di pendidikan harus menuju pada suatu titik yang memanusiakan manusia dan memperkuat nilai kemanusiaan kita."

(Iwan Syahril Dirjen GTK Kemdikbudristek, Refleksi atas Asas Konvergensi Ki Hadjar Dewantara)



Jurnal refleksi dwi mingguan dipandang sebagai salah satu tugas CGP yang menjadi elemen kunci pengembangan keprofesian. Hal ini dikarenakan dengan jurnal refleksi dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga guru dapat semakin mengenali diri sendiri.

Sebagai CGP, saya akan merefleksikan seluruh rangkaian kegiatan selama mempelajari modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak, dengan model refleksi 4F (Fact, Feeling, Findings, Future) yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.


Fact (Peristiwa)

Setelah mempelajari Modul 1.1 tentang Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara yang selesai pada tanggal 5 November 2022, pembelajaran di LMS Guru Penggerak memasuki Modul 1.2. Materi yang dipelajari adalah tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak dari tanggal 7 s.d. 21 November 2022. 

Senin, 7 November 2022.

Saya membuat diagram trapesium usia. 

Selasa, 8 November 2022.

Saya mengeksplorasi konsep tentang hubungan antara emosi, cara kerja otak, kebutuhan dasar manusia, daya untuk memilih, motivasi intrinsik, dan struktur sistemik lingkungan dalam pembentukan nilai-nilai dalam diri seseorang, makna Profil Pelajar Pancasila dalam transformasi pendidikan, makna nilai-nilai yang perlu dikembangkan guru penggerak, makna peran guru penggerak dalam transformasi pendidikan, memaknai bahwa keteladanan dan sistem pembiasaan yang konsisten di suatu lingkungan mempengaruhi penumbuhan nilai-nilai dalam diri seseorang, mengelaborasi makna pemimpin pembelajaran di sekolahnya masing-masing.

Rabu, 9 November 2022.

Saya mengikuti forum diskusi eksplorasi konsep melalui diskusi tertulis tentang satu nilai GP yang ada dalam diri serta menjelaskan 10 kegiatan di sekolah yang merupakan penerapan dari peran GP.

Jum’at, 11 November 2022.

Saya mengikuti pertemuan tatap maya dalam Ruang Kolaborasi Modul 1.2 untuk berdiskusi dengan rekan CGP dalam kelompok untuk merancang kegiatan yang memanfaatkan kekuatan nilai para pihak secara kolaboratif dengan panduan dari fasilitator yaitu Ibu Husnawati,M.Pd. Kelompok saya terdiri dari Bapak Joni, Ibu Iin, dan Ibu Deska. Masing-masing dari kami sepakat untuk menampilkan satu kekuatan nilai dan peran yang ada pada diri masing-masing.

Senin, 14 November 2022.

Kelompok saya mendapat kesempatan pertama untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok pada pertemuan sebelumnya. Tidak seperti biasanya, pada Ruang Kolaborasi kali ini kelas kami mendapat giliran untuk berdiskusi dari pukul 15.00 - 17.15. Dari hasil presentasi, kelompok kami mendapat tanggapan dari Pak Supriono dan Pak Nur Cholik. Dari tanggapan tersebut kami jadikan sebagai bahan perbaikan dan refleksi untuk presentasi di kesempatan berikutnya. Tentunya saran dan masukkan dari rekan-rekan CGP juga membantu kami menyempurnakan tugas ruang kolaborasi. Jum’at, 18 November 2022.

Tepatnya pukul 13.00 WIB, saya mengikuti kegiatan elaborasi pemahaman/koneksi antar materi melalui google meet bersama instruktur yaitu Ibu Dr. Dyah Sulistyowati, M.Pd. Melalui kegiatan elaborasi pemahaman ini saya dapat membuka wawasan dan memperdalam materi tentang nilai dan peran guru penggerak yang telah dipelajari sebelumnya saat eksplorasi konsep. Dari seluruh rangkaian kegiatan modul 1.2 ini, momen yang paling penting dalam proses pembelajaran modul 1.1 hingga modul 1.2 adalah saya dapat mengenal dan memahami arti pembelajaran yang sesungguhnya melalui pemikiran Ki Hajar Dewantara, dimana sebagai pendidik harus mampu memahami kebutuhan anak serta menuntun anak sesuai kodrat alam dan zamannya agar dapat mewujudkan profil pelajar pancasila. Selain itu, antara Modul 1.1 dan Modul 1.2 memiliki koneksi yang sangat erat dimana dari Filosofi Pendidikan KHD di Modul 1.1 selaras dengan nilai dan peran Guru Penggerak di Modul 1.2.


Feeling (Perasaan)


Dalam kurun waktu dua minggu mempelajari modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak ini, saya mengalami berbagai macam perasaan, antara senang, bangga, dan juga khawatir tidak dapat melaksanakan pendidikan ini dengan baik dan maksimal, bahkan sempat merasa insecure ketika melihat teman-teman calon guru penggerak lain lebih hebat dan luar biasa dari segi pengalaman dan aksi nyatanya. Selain perasan tadi, saya juga merasakan rasa bersalah yang cukup besar karena ternyata selama ini saya masih banyak kekurangan dalam melakukan pembelajaran di kelas. Saya belum bisa mengaplikasikan nilai dan peran Guru Penggerak dengan baik. Oleh karena itu, melalui jurnal refleksi ini dapat menjadi pengingat diri bahwa ada nilai dan peran Guru Penggerak yang harus senantiasa dijaga serta ditumbuh kembangkan agar dapat mencapai tujuan pendidikan seperti yang sudah dijelaskan dalam Filosofi Pendidikan KHD. Dari pembelajaran modul 1.2 ini, saya merasa ada kaitan antara modul 1.1 dan 1.2 yakni untuk mengimplementasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara guna mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila, maka guru penggerak harus memiliki nilai-nilai guru penggerak, diantaranya berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif. Dari perwujudan nilai-nilai tersebut, maka guru penggerak dapat menjadi agen perubahan pembelajaran. Ketika saya memperdalam materi melalui elaborasi konsep bersama instruktur, saya merasa tergerak untuk memperbaiki pembelajaran agar senantiasa berpihak kepada murid. Setelah saya tergerak, selanjutnya saya ingin menggerakkan rekan-rekan guru di sekolah sehingga bisa bergerak bersama mewujudkan peserta didik yang berkarakter profil belajar Pancasila untuk Indonesia yang lebih baik. Pada momen tersebut, saya juga merasa tercerahkan dan termotivasi untuk memahami dan mengintegrasikan nilai dan peran guru penggerak dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik. 


Findings (Pembelajaran)


Setelah mempelajari modul 1.2 mulai dari belajar secara mandiri lalu berdiskusi dengan fasilitator serta rekan CGP sampai berkolaborasi dengan instruktur tentang nilai dan peran guru penggerak ini saya memperoleh banyak ilmu untuk meningkatkan kompetensi sebagai seorang pendidik. Sebagai seorang pendidik saya harus dapat menerapkan nilai dan peran guru penggerak dalam menjalankan tugas baik dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran. Agar dapat mengimplementasikan nilai dan peran Guru Penggerak dengan baik, saya mendapat bekal tentang bagaimana cara kerja otak manusia, yaitu thinking fast dan thinking slow. Oleh karena itu,sebagai seorang pendidik, saya harus membiasakan diri untuk thinking slow supaya tidak terburu-buru dalam menilai dan memutuskan sesuatu. Kemudian, saya juga perlu memahami bahwa manusia memiliki 5 kebutuhan dasar yang sudah menjadi fitrah manusia, yaitu kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan, kesenangan, kebebasan, dan bertahan hidup. Selanjutnya dengan memahami tahap perkembangan manusia secara psikososial menurut erik erikson, saya dapat mengetahui apa yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan peserta didik di setiap tahapan perkembangannya. Maka, dari pembelajaran modul 1.2 ini saya merefleksi diri dan berpikir bahwa dengan memperkuat pondasi tentang teori cara kerja otak sampai tahap perkembangan manusia, saya dapat mengintegrasikannya dengan nilai dan peran sebagai Guru Penggerak sehingga pendidikan yang bertujuan untuk mencapai Student Wellbeing dapat terlaksana.


Future (Penerapan)


Sebagai bentuk penerapan dari pembelajaran Modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak ini, saya termotivasi untuk menjadi bagian dari perubahan. Perubahan kecil yang saya lakukan sedikit demi sedikit saya mulai dari diri sendiri, yaitu dengan melakukan hal terbaik dalam pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai sejalan dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Kemudian menebalkan lagi laku tentang nilai dan peran Guru Penggerak yang sebenarnya sudah ada dalam diri dan berusaha untuk menggerakan rekan sejawat lainnya untuk bersama-sama menebalkan nilai dan peran tersebut. Selanjutnya, menjadikan refleksi sebagai suatu kebiasaan yang menjadi kebutuhan sebagai bahan perbaikan selanjutnya; membuka ruang diskusi positif dengan cara berkolaborasi dengan rekan sejawat, orang tua/wali siswa, komunitas praktisi, dan pihak terkait; dan selalu berusaha menciptakan inovasi pembelajaran serta berbagi praktik baik.


Demikian jurnal refleksi dwi mingguan Modul 1.2 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7.

Semoga bermanfaat.

 

Salam Guru Penggerak.

 

Guru Bergerak Indonesia Maju!







Senin, 07 November 2022

Tugas 1.2.a.3 Mulai dari diri - Modul 1.2

Banjarnegara, 7 November 2022

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

Pada kesempatan kali ini, Saya akan memaparkan tugas Pendidikan Calon Guru Penggerak pada Modul 1.2 yaitu Tugas 1.2.a.3 Mulai dari diri - Modul 1.2

Kegiatan 1. Trapesium Usia

Tugas 1. Refleksi

  1. Peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana adalah

         Peristiwa Positif yaitu ketika saya hendak masuk kuliah, orang tua memberi kebebasan dan keleluasaan bagi saya untuk memilih program studi atau jurusan sesuai keinginan saya dan saya pun menentukan jurusan Pendidikan Bahasa Inggris sebagai jurusan saat kuliah S1.

        Peristiwa Negatif yaitu saat itu saya baru di usia SMP, saat itu saya lupa akan ada ulangan mata pelajaran sejarah dan karena tidak belajar saya tidak bisa mengerjakan soal. Kebetulan buku catatan ditumpuk di meja saya dan tanpa rasa bersalah saya membuka catatan ketika guru tidak mengawasi saya.

     2. Selain saya, yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut adalah orang tua dan saudara yang membantu mengarahkan pemilihan kampus, peristiwa kedua ada teman sebangku saya yang juga sama sama mencontek.

    3. Dampak emosi yang saya rasakan hingga sekarang yaitu

        Rasa tenang, senang dan gembira saat saya dapat memilih jurusan sesuai keinginan. Hasilnya saya dapat menjalani kuliah dengan tenang tanpa beban karena sepenuhnya saya bertanggung jawab atas pilihan yang saya ambil, senang dan gembira saat mengikuti perkuliahan yang berdampak saya bisa mengerjakan tugas dengan baik, ujian dengan baik dan akhirnya mendapatkan IP yang hampir sempurna yaitu 3.81. Saat upacara wisuda menjadi suatu kebanggaan bagi saya karena bisa membuat nama orang tua dipanggil untuk maju ke depan sebagai wali dari mahasiswa berprestasi nomor urut 2 dalam satu angkatan wisuda.

       Rasa penyesalan saat saya mengingat dulu pernah melakukan tindakan yang tidak terpuji. Padahal sebenarnya itu kesalahan saya sendiri yang tidak belajar tapi saya mengambil jalan pintas agar mendapatkan nila bagus meskipun dengan cara yang tidak jujur.

    4. Momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang karena momen tersebut merupakan momen baik dan buruk yang mudah sekali diingat apalagi ketika saya berada di kelas melakukan tes kepada murid-murid, saya langsung teringat momen itu. Selain itu juga karena rekaman otak manusia mampu mengingat momen baik dan buruk dalam hidupnya.

       5. Pelajaran hidup  yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya adalah bahwa pada tahapan perkembangan sesuai usia, guru sebaiknya memiliki pemahaman yang mendalam terhadap hal tersebut karena dengan memahami tahapan perkembangan usia anak guru dapat bersikap lebih bijak dalam mengambil keputusan terkait perilaku murid. Pada usia sekolah, guru juga sebaiknya menjadi penuntun yang baik bagi murid untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Pada tahap ini juga, guru sebaiknya menanamkan nilai-nilai baik, budi pekerti luhur dan perilaku positif agar mampu bersiap menghadapi dunia nyata saat usia kerja. Dengan memahami trapesium usia, guru dapat memahami bahwa pada saat grafik naik guru memiliki peran yang besar untuk bi menuntun, mendorong dan memotivasi siswa supaya bisa memperoleh pengalaman terbaik, menghasilkan momen dalam kehidupannya yang terbaik, pengalaman hidup yang baik yang bisa dipakai bekal untuk usia produktif (usia kerja). Jika anak pada masa usia sekolahnya menyenangkan, bebas mengeksplor bakat dan minatnya maka akan menjadi pribadi yang produktif dan kreatif di masa kerjanya, pribadi yang dapat membangun bangsa ini untuk menjadi lebih maju. Oleh karena itu sebagi guru perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk menciptakan pengalamannya sendiri yang terbaik maka jangan sampai guru memberikan pengalaman buruk misalnya dengan cacian atu hinaan yang dapat membuat murid justru hanya mengingat momen negatif itu. Karena hal tersebut akan terekam dalam memori murid dan akibatnya bisa menjadi trauma mendalam yang menyebabkan hal negatif terjadi pada masa depan murid tersebut di masa produktifnya yang akan datang.

Dari roda emosi, saya bisa belajar bahwa yang namanya roda pasti ada masanya di atas dan masanya di bawah. Misalnya pada saat di bawah kita merasa menyesal, kecewa dan sebaginya bisa kita jadikan momen untuk instrospeksi diri, sebaliknya ketika kita berada di atas saat momen menyenangkan. gembira dan lainnya kita mafaatkan untuk lebih mawas diri.

      6. Saya dapat menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran". 


Guru memiliki peran besar dalam membuat pembelajaran yang bermakna bagi murid agar mereka mampu mengaplikasikan apa yang mereka peroleh dalam dunia nyata.


Tugas 2. Nilai dan peran guru penggerak menurut saya

  1. Nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya.

Kolaboratif, saya tidak mungkin bisa hidup tanpa bantuan orang lain sebagai makhluk sosial. Dengan berkolaborasi dengan banyak pihak dapat mensukseskan berbagai rencana program yang telah dirancang.

Mandiri, dengan inisiatif sendiri saya mengikuti berbagai pelatihan, webinar, diklat dan kegiatan lain yang positif yang mendukung pengembangan kompetensi saya.

Inovatif, saya dapat menerapkan berbagai metode dan media pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat murid menumbuhkan motivasi instriksik dalam belajar.

Reflektif, saya menyakini dengan memiliki nilai reflektif guru mampu belajar dari kegagalan serta memperbaikinya dengan tindakan yang lebih baik lagi.

2. Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?

Peran saya adalah sebagai penggerak yang mampu memberikan contoh nyata agar rekan guru dan komunitas bisa tergerakkan dengan inovasi yang saya lakukan secara nyata. Tanpa banyak kata, tapi dengan aksi nyata.


Salam Guru Penggerak!

Guru Bergerak Indonesia Maju.


Senin, 10 Oktober 2022

Resume Pertemuan Ke-18 Menulis Puisi

 Resume Ke-18

Gelombang 27

Hari,Tanggal          : Jum’at, 30 September 2022

Tema : Menulis Puisi

Narasumber : Dr. E. Hasanah, M.Pd

Moderator : Dail Ma’ruf


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

"اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ''


Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah Swt. Pada malam hari ini bertepatan dengan tanggal 30 September 2022 kelas BM PGRI sudah memasuki pertemuan ke-18. Pada malam ini juga merupakan momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia karena pada tanggal inilah sebuah peristiwa yang menakutkan telah terjadi,yaitu penculikan para jenderal yang kemudian dimasukan ke lubang buaya. Banyak hikmah yang pastinya bisa diambil dari peristiwa tersebut. Menurut saya salah satunya adalah dengan kita mengisi waktu luang dengan mengikuti kelas BM sebagai bentuk penghargaan kepada para pahlawan dan juga sebagai bentuk aksi nyata kita melanjutkan perjuangan dalam mengisi kemerdekaan.

Baiklah,kelas malam ini akan belajar tentang menulis puisi yang akan dipandu oleh moderator Bapak Dail Ma’ruf dan juga narasumber yaitu Ibu E. Hasanah. Beliau baru saja menyelesaikan S3 dalam ilmu pendidikan prodi manajemen pendidikan sesuai dengan tugas sebagai pengawas pada Madrasah Aliyah. Sama seperti narasumber yang lain, beliau juga alumni BM 18 dan telah menciptakan buku solo dan 72 buku antologi.

Tanpa banyak pendahuluan, narasumber langsung menjelaskan pengertian puisi menurut KBBI dan Bapak H.B  Yassin yaitu :

Jenis-jenis Puisi :

1. Puis lama adalah puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan  yaitu jumlah kata dalam 1 baris. Jumlah baris dalam 1 bait, persajakan (rima), banyak suku kata di tiap baitnya.

2. Puisi Baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan, yang mana bentuknya lebih bebas daripada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Adapun jenis puisi baru terdiri dari :

1.      Balada, yaitu puisi berisi kisah.

2.     Himne, yaitu puisi pujaan untuk menghormati Tuhan, seorang pahlawan atau tanah air.

3.      Ode, adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.

4.      Epigram, yaitu puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.

5.       Romansa, adalah puisi yang berisi luapan cinta kasih.

6.     Elegi, yaitu puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan

7.      Satire, yaitu puisi yang berisi sindiran/kritik.

Struktur Fisik Puisi (unsur Wujud)

a. Bentuk : Berbentuk baris-bait

b. Diksi: pemilihan kata indah dan memilki kekuatan makna

c. Majas : bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati penyair

e. Rima : persamaan bunyi baris/akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi.


Terbelenggu

Tatapan mata yang kosong

Pikiran yang melayang di antara asa yang menggantung

Angan ku ingin berlari

Menjauh….pergi

Tapi masih banyak lebah yang menginginkan bunga

Haruskah bertahan???

Iya,jika ini akan mampu melepaskan dari belenggu jiwa suatu saat nanti…


Demikian resume kelas malam ini. Semoga bermanfaat.

Salam Literasi.


وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

 

 

 


Senin, 03 Oktober 2022

Resume Pertemuan Ke-17 Mengenal Penerbit Indie

 Resume Ke-17

Gelombang 27

Hari,Tanggal  : Rabu, 28 September 2022

Tema : Mengenal Penerbit Indie

Narasumber : Mukminin,S.Pd., M.Pd

Moderator :Helwiyah

Bismillahirrohanirrohim

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini saya kembali menuliskan resume pelatihan belajar menulis PGRI dalam pertemuan ke-17 dengan topik "Mengenal Penerbit Indie".

Sebenarnya topik kali ini dan topik dua pertemuan sebelumnya adalah topik yang saling berkaitan. Meskipun sebenarnya saya belum layak untuk sampai di materi yang menurut saya sudah tataran tingkat tinggi. Sebagai pemula, saya masih banyak membutuhkan latihan serta pengetahuan yang paling dasar dalam menulis, akan tetapi di gelombang ini sudah berada di pertengahan pertemuan sehingga materinya pun ya memang sudah di level tinggi. Tapi tak apalah bagi saya, dengan niat belajar dan kemauan keras untuk bisa menulis apapun materinya saya coba untuk menuangkan resume dengan pemahaman sederhana yang saya miliki.

Pertemuan kegiatan dibagi menjadi  5 sesi yaitu :

1. Pembukaan.

2. Perkenalan

3. Pemaparan Materi

4.Tanya jawab.

5.Penutup.

📢 PEMBUKAAN

Pertemuan dibuka dengan doa bersama, yang disesuaikan dengan agama dan kepercayaan masing - masing. 

Kemudian moderator mengawali dengan memperkenalkan narasumber yaitu Cak Inin. Cak Inin adalah nama panggilan dari seorang pria dengan nama lengkap  Mukminin. Beliau lahir 57 tahun yang lalu di Jombang Jawa Timur. Menjadi guru SMP adalah pekerjaan tetapnya, dan  ber macam - macam pekerjaan lain yang  berada dipundaknya.

📢 PERKENALAN

Dalam dunia literasi, sebagai lulusan S2 dari  Jurusan  Pendidikan  Bahasa dan Sastra Indonesia, tentu tak diragukan lagi kemampuannya. Apalagi sebagai  seorang Direktur Penerbit Buku  Kamila Press Lamongan, tentu semakin menambah kekuatan untuk  menjulangkan kiprahnya di dunia literasi. Siapa si yang tidak mengenal sosok pria berkumis tipis, tapi dengan  prestasi yang tidak tipis lagi ? 

Nah jika penasaran dengan beliau, klik saja Curriculum Vitae  beliau. https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html.  Sama seperti narasumber sebelumnya, Bapak Mukminin juga merupakan peserta pelatihan menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 8.Beliau mengajar di SMP I Kedungping Lamongan Jatim dan beliau mempersilakan untuk mampir dulu ke blognya https://cakinin.blogspot.com/2022/02/usia-56-tahun-aku-berkarya-dan.html semoga bisa menjadi motivasi bapak ibu guru yg muda-muda.

Tak jauh berbeda dari narasumber-narasumber sebelumnya yang hampir semua berangkat dari nol sebelum menjadi mahir di dunia literasi, Cak Inin juga belajar menulis dari nol  di usia yang tidak muda 55 tahun. Wahhh diusia 55 tahun beliau masih semangat untuk belajar, apalagi kita yang masih muda jangan mau kalah dengan yang sudah berumur. Ini menjadi cambuk bagi saya untuk terus belajar dan bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar, tidak ada batasan usia untuk belajar. 

Cak Inin merupakan alumni di gelombang 8 bulan Maret 2020. Beliau alumni belajar menulis dengan teman-teman di gel.8: Bu Noralia Purwa Yunita, Bu Musiin, Pak Yulius Roma Patandean, Pak Suharto ( Cing Ato) penulis hebat dan produktif, Bu Aam Nurhasanah, Mayor Nani Kusmayanti, dan bayak lagi tidak bisa menyebutkan semuanya karena lebih kurang  200 orang.

Almuni gel. 8 ternyata melahirkan banyak guru-guru hebat menjadi penulis yg produktif dan menjadi Nara Sumber di pelatihan bel. Menulis di PGRI.

Sebelum pemaparan materi diberikan, Cak Inin mengajukan beberapa pertanyaan untuk memancing rasa ingin tahu peserta pelatihan. Beliau menjanjikan akan memberi hadiah buku  1 buku saya terbaru BEST EDITION  LARON ( Puisi genre baru 2.0)  dg Kata Pengantar Dr. Endang Kasupardi Penggagas Puisi 2.0.

Pertanyaan

1. Apa alasan seseorang menulis dan menerbitkan buku? 

2. Sebutkan 4 hal yg penting saja. Waktu 1 menit.

Kemudian Cak Inin juga menunjukkan karya solo yang kedua berupa buku hasil Resume dari belajar bersama PGRI yang laris manis. Sebagai syarat lulus dan mendapatkan sertifikat dari ketua PGRI Prof. unifah. Alhamdulilah sudah terjual di grup PGRI laku 300 buku. 

Beliau memantikkan kalimat penyemangat  "Tiada terlambat untuk menulis dan terbitkan buku ( Cak Inin)".

Pemamaparan materipun dimulai tentang Mengenal Penerbit Indie. Beliau menuturkan bahwa pada zaman melinial ini semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yg kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Sebagai guru pastinya memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif tersebut perlu kita tulis dan terbitkan buku  menjadi yang bermanfaat bagi orang lain/ pembaca. 

Seperti halnya keterampilan yang lain, dalam menulispun diperlukan adanya ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Berbicara motivasi, ada banyak kata-kata agar kamu terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.

Kata-Kata Mutiara sebagai motivasi diri:

🌷"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

🌷"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali

Sungguh kata- kata motivasi yang memiliki makna yang dalam. Untuk mewujudkan itu  memang butuh ketekunan,  perjuangan dan juga tekad serta  motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Cak Inin menyampaikan bahwa agar kita terus semangat menulis maka mulailah dengan meresapi kata-kata mutiara tentang menulis yang pastinya akan  menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.

📢 PEMAPARAN MATERI

Setelah memberikan pondasi dasar sebelum menulis yaitu berupa pemberikan kata-kata motivasi, Cak Inin mulai menyampaikan cara menulis dan menerbitkan buku.

📍Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat📍

Untuk menjadi seorang yang ingin bisa menulis dan menerbitkan buku, maka perlu memahami tahapan menerbitkan buku. Ada 5 tahapan yang harus dilalui, yaitu

1. Prawriting

Prawriting adalah tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dengan peka terhadap sekitar ( Pay attention). Pada tahap ini penulis harus kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan. Kemudian penulis juga perlu untuk banyak membaca buku.

2. Drafting

Pada tahap ini penulis mulai menulis naskah buku sesuai  yang dengan apa yang disuka ( passion). Contohnya adalah artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dengan penuh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.

3. Revisi

Di tahap ketiga ini, setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang, naskah mana yg perlu ditambahkan. 

4. Editting/ Swasunting

Pada tahap ini, naskah yang telah kita revisi kemudian masuki tahapan editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI. 

5. Publikasi  

Ini adalah tahap terakhir dimana jika tulisan yang kita buat berupa naskah buku sudah yakin maka kita memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

Setelah mengetahui tahapan-tahapan dalam menulis dan menerbitkan buku, kemudian muncullah pertanyaan "Apakah Anda sudah mempunyai pandangan penerbit yg akan menerbitkan buku Anda?

Jawabnya adalah penerbit Independen ( penerbit Indie) yang  disukai. Di dalam grup ini ada 3 penerbit indie, yaitu

✅Oase

✅Gemala

✅YPTD dan 

✅Kamlia Press Lamongan.

Sebelum menerbitkan buku marilah kita melek dulu tentang penerbit. Ada dua macam penerbit, yaitu Pertama penerbit Mayor dan kedua penerbit Indhie. Apa perbedaanya? mari kita ikuti uraian berikut ini  : 

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor. 

📙Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

📘Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

📙Penerbit mayor : 

Naskah harus melewati beberapa tahap Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

📘Penerbit indie : 

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

📙Penerbit mayor : 

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

📘Penerbit indie : 

Penerbit indie pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

4.  Waktu Penerbitan

📙Penerbit mayor : 

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

📘Penerbit indie :

Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

📙Penerbit mayor : 

Kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

📘Penerbit indie : 

Pada umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan

📙Penerbit mayor : 

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. 

📘Penerbit indie : 

Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

Narasumber kemudian memperkenalkan penerbit indie milik beliau sebagai referensi untuk menerbitkan buku yaitu CV Kamlia Press Lamongan yang melayani cetak buku, dengan jasa ISBN,  editing,  Lay out, dan  design cover buku  dengan harga terjangkau. 

📌📠Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN📌

1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah lengkap sesuai urutan daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis ( ditempatkan di cover belakang). Kalau ada Endors dari pakar ( orang ahli).

2. Ketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf Arial, calibri atau  Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA sy atau email gusmukminin@gmail.com

 3. Untuk judul dan Cover. 

a. Untuk judul kalau kurang pas saya membantu mengusulkan kepada Bapak Ibu judul yang menarik. 

b. Cover buku boleh  sudah Bapak ibu buat kami tinggal poles biar cantik dan menarik dg kesepakan Bpk ibu. 

c. Cover minta kami buatkan. Siap. 

Bapak ibu silakan kirim  judul, nama penulis lengkap dengan  gelar, kata pengantar dari siapa. Minta warna apa, boleh ada ada foto penulis atau gambar  lain, 

Selain mendapat fasilitas buatkan cover buku, layout, edit dan ISBN penulis juga dapat PO ( Pre Order ) promo buku dengana harganya serta dapat sertifikat dari penerbit yang kerja sama dengan  pencetakan. Beberapa mentor dalam pelatihan ini juga sudah menerbitkan buku di Kamila Press: Pof. Dr. Ngainun Naim, Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd., Suharto (Cing Ato).dll. 

Dengan harga penerbitan buku di Kamila Press Lamongan ( harga sewaktu-waktu bisa berubah).

📝Catatan

✓ Biaya Cetak buku  A5, kertas Bookpapar (coklat halus) atau HVS putih  

(termasuk biaya ISBN, Layuot, edit, cover buku, PO buku, sertifikat).

A. 60 halaman: 

#  Cetak 5 buku/ eksp. =  566.000

# Cetak 10 buku/ eksp. =  632.000, plus ongkir

B. 70 hlm:  

#  Cetak 5 buku = 570.000

# Cetak 10 buku = 650.000, Plus Ongkir

C. 85 hlm : 

# Cetak 5 buku = 580.000

# Cetak 10 buku = 660.000

D. 90 hlm:

# Cetak 5 buku = 600.000

# Cetak 10 Buku = 715.000

E. 100 hlm: 

# Cetak 5 buku = 635.000

# Cetak 10.Buku = 725.000

F. 125 hlm: 

# Cetak 5 buku = 650.000

# Cetak 10 buku = 751.000

G. 150 hlm= 

# Cetak 5 buku = 665.000

# Cetak 10 buku = 800.000

H. 200 hlm: 

# 5 buku = 695.000

# 10 buku = 841.000

I. 250 hlm:

# Cetak 5 buku = 725.000

# Cetak 10 buku = 900.000

J. 300 hlm:

# Cetak 5 buku = 753.000

# Cetak 10 buku = 957.000

H. 350 hlm.

# Cetak 5 buku = 780.000

# Cetak 10 buku = 1.014.000

I. 400 hlm.

# Cetak 5 buku = 805.000

# Cetak 10 buku = 1.070.00

J. 450 hlm.

# Cetak 5 buku = 830.000

# Cetak 10 buku = 1.120.000

K. 500 hlm. 

# Cetak 5 = 855.000

#Cetak 10 = 1.170.000

SETELAH CETAK 10 BUKU DENGAN JUMLAH HALAMAN DAN HARGA TERSEBUT, 

Lebihnya dihitung harga cetak ulang :

1.  Cetak buku 60 hlm Harga @ 20.000

2. Cetak buku 70-75  hlm harga  @21.000

3. Cetak buku 100 hlm. Harga @ 23.500

4. Cetak buku 140 hlm harga @ 27.000

5. Cetak buku 150 hlm @ 30.000

6. Cetak buku   250 hlm. Harga @ 40.000

7. Cetak buku  300 hlm. Harga @  45.000

8. Cetak 320 hlm. Harga @ 47.000

9. Cetak 340 hlm. Harga @ 49.000

10.Cetak 360 hlm. Harga  @ 51.000

11. Cetak 380 hlm. Harga  @ 51.000

12. Cetak 400 hlm. Harga @  55.000

13. Cetak 420 hlm. Harga @  57.000

14. Cetak 440 hlm. Harga @  59.000

15. Cetak 480 hlm. Harga @  63.000

16. Cetak 500 hlm. Harga @ 65.000

Semoga bermanfaat !

Ayooo semangat💪💪.

Demikian pemaparan materi yang telah disampaikan oleh Cak Inin, semoga ada guna dan manfaatnya bagi kita semua. 


📢 PENUTUP

Setelah sesi tanya jawab selesai, acara ditutup oleh moderator dengan kalimat motivasi :

🏆Tiada kata terlambat untuk menulis dan terbitakan buku, tulislah sgr apa yg Anda suka, Anda dengar, Anda lihat, Anda rasakan untuk berbagi kebaikan ( Cak Inin)🏆

🏆Torehkan penamu dari jejak kakimu, siap tahu jadi penolongmu ( Cak Inin)🏆

🏆Kalau Anda ingin panjang umur , maka menuiskah ( Cak Inin)🏆


Demikian resume pertemuan ke-17 dengan topik "Mengenal Penerbit Indie". Semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangannya. Jika pembaca berkenan untuk memberikan kritik dan saran boleh untuk meninggalkan jejak di kolom komentar. 

Terimakasih.

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh. 

Bye. Bye...Semangat Menulis dan Terbitkan Buku.

Salam Literasi!