Sabtu, 25 Juni 2022

Resume Pertemuan Ke- 17 Mengenal Penerbit Indie

Resume Pertemuan Ke-17, Gelombang Ke-25 & 26

Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Topik    : Mengenal Penerbit Indie


Bismillahirrohanirrohim

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini saya kembali menuliskan resume pelatihan belajar menulis PGRI dalam pertemuan ke-17 dengan topik "Mengenal Penerbit Indie".

Sebenarnya topik kali ini dan topik dua pertemuan sebelumnya adalah topik yang saling berkaitan. Meskipun sebenarnya saya belum layak untuk sampai di materi yang menurut saya sudah tataran tingkat tinggi. Sebagai pemula, saya masih banyak membutuhkan latihan serta pengetahuan yang paling dasar dalam menulis, akan tetapi di gelombang ini sudah berada di pertengahan pertemuan sehingga materinya pun ya memang sudah di level tinggi. Tapi tak apalah bagi saya, dengan niat belajar dan kemauan keras untuk bisa menulis apapun materinya saya coba untuk menuangkan resume dengan pemahaman sederhana yang saya miliki.

Baiklah, seperti pada pertemuan sebelumnya, pertemuan kali ini dipandu dengan sosok moderator yang sudah malang melisntang di dunia penulisan bersama PGRI. Beliaulah sosok inspiratif bagi siapa saja yang membaca hasil karyanya. Beliau adalah Ibu Lely Suryani. Kemudian narasumbernya adalah Bpk. Mukminin, S.Pd., M.Pd. 

Pertemuan kegiatan dibagi menjadi  5 sesi yaitu :

1. Pembukaan.

2. Perkenalan

3. Pemaparan Materi

4.Tanya jawab.

5.Penutup.

📢 PEMBUKAAN

Pertemuan dibuka dengan doa bersama, yang disesuaikan dengan agama dan kepercayaan masing - masing. 

Kemudian moderator mengawali dengan memperkenalkan narasumber yaitu Cak Inin. Cak Inin adalah nama panggilan dari seorang pria dengan nama lengkap  Mukminin. Beliau lahir 57 tahun yang lalu di Jombang Jawa Timur. Menjadi guru SMP adalah pekerjaan tetapnya, dan  ber macam - macam pekerjaan lain yang  berada dipundaknya.

📢 PERKENALAN

Dalam dunia literasi, sebagai lulusan S2 dari  Jurusan  Pendidikan  Bahasa dan Sastra Indonesia, tentu tak diragukan lagi kemampuannya. Apalagi sebagai  seorang Direktur Penerbit Buku  Kamila Press Lamongan, tentu semakin menambah kekuatan untuk  menjulangkan kiprahnya di dunia literasi. Siapa si yang tidak mengenal sosok pria berkumis tipis, tapi dengan  prestasi yang tidak tipis lagi ? 

Nah jika penasaran dengan beliau, klik saja Curriculum Vitae  beliau. https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html.  Sama seperti narasumber sebelumnya, Bapak Mukminin juga merupakan peserta pelatihan menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 8.Beliau mengajar di SMP I Kedungping Lamongan Jatim dan beliau mempersilakan untuk mampir dulu ke blognya https://cakinin.blogspot.com/2022/02/usia-56-tahun-aku-berkarya-dan.html semoga bisa menjadi motivasi bapak ibu guru yg muda-muda.

Tak jauh berbeda dari narasumber-narasumber sebelumnya yang hampir semua berangkat dari nol sebelum menjadi mahir di dunia literasi, Cak Inin juga belajar menulis dari nol  di usia yang tidak muda 55 tahun. Wahhh diusia 55 tahun beliau masih semangat untuk belajar, apalagi kita yang masih muda jangan mau kalah dengan yang sudah berumur. Ini menjadi cambuk bagi saya untuk terus belajar dan bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar, tidak ada batasan usia untuk belajar. 

Cak Inin merupakan alumni di gelombang 8 bulan Maret 2020. Beliau alumni belajar menulis dengan teman-teman di gel.8: Bu Noralia Purwa Yunita, Bu Musiin, Pak Yulius Roma Patandean, Pak Suharto ( Cing Ato) penulis hebat dan produktif, Bu Aam Nurhasanah, Mayor Nani Kusmayanti, dan bayak lagi tidak bisa menyebutkan semuanya karena lebih kurang  200 orang.

Almuni gel. 8 ternyata melahirkan banyak guru-guru hebat menjadi penulis yg produktif dan menjadi Nara Sumber di pelatihan bel. Menulis di PGRI.

Sebelum pemaparan materi diberikan, Cak Inin mengajukan beberapa pertanyaan untuk memancing rasa ingin tahu peserta pelatihan. Beliau menjanjikan akan memberi hadiah buku  1 buku saya terbaru BEST EDITION  LARON ( Puisi genre baru 2.0)  dg Kata Pengantar Dr. Endang Kasupardi Penggagas Puisi 2.0.

Pertanyaan

1. Apa alasan seseorang menulis dan menerbitkan buku? 

2. Sebutkan 4 hal yg penting saja. Waktu 1 menit.

Kemudian Cak Inin juga menunjukkan karya solo yang kedua berupa buku hasil Resume dari belajar bersama PGRI yang laris manis. Sebagai syarat lulus dan mendapatkan sertifikat dari ketua PGRI Prof. unifah. Alhamdulilah sudah terjual di grup PGRI laku 300 buku. 

Beliau memantikkan kalimat penyemangat  "Tiada terlambat untuk menulis dan terbitkan buku ( Cak Inin)".

Pemamaparan materipun dimulai tentang Mengenal Penerbit Indie. Beliau menuturkan bahwa pada zaman melinial ini semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yg kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Sebagai guru pastinya memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif tersebut perlu kita tulis dan terbitkan buku  menjadi yang bermanfaat bagi orang lain/ pembaca. 

Seperti halnya keterampilan yang lain, dalam menulispun diperlukan adanya ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Berbicara motivasi, ada banyak kata-kata agar kamu terus semangat menulis. Melalui kata-kata mutiara tentang menulis bisa menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.

Kata-Kata Mutiara sebagai motivasi diri:

🌷"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

🌷"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali

Sungguh kata- kata motivasi yang memiliki makna yang dalam. Untuk mewujudkan itu  memang butuh ketekunan,  perjuangan dan juga tekad serta  motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Cak Inin menyampaikan bahwa agar kita terus semangat menulis maka mulailah dengan meresapi kata-kata mutiara tentang menulis yang pastinya akan  menjadi motivasi agar sukses dalam berkarya.

📢 PEMAPARAN MATERI

Setelah memberikan pondasi dasar sebelum menulis yaitu berupa pemberikan kata-kata motivasi, Cak Inin mulai menyampaikan cara menulis dan menerbitkan buku.

📍Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan Buku yang Tepat📍

Untuk menjadi seorang yang ingin bisa menulis dan menerbitkan buku, maka perlu memahami tahapan menerbitkan buku. Ada 5 tahapan yang harus dilalui, yaitu

1. Prawriting

Prawriting adalah tahap awal penulis mencari ide apa yang akan ditulis dengan peka terhadap sekitar ( Pay attention). Pada tahap ini penulis harus kreatif menangkap fenomena yg terjadi di sekitar untuk menjadi tulisan. Kemudian penulis juga perlu untuk banyak membaca buku.

2. Drafting

Pada tahap ini penulis mulai menulis naskah buku sesuai  yang dengan apa yang disuka ( passion). Contohnya adalah artikel, cerpen, puisi, novel dan sebagainya dengan penuh kreatif merangkai kata, menggunakan majas, dan berekpresi untuk menarik pembaca.

3. Revisi

Di tahap ketiga ini, setelah naskah selesai maka kita lakukan revisi naskah. Merevisi tulisan mana yang baik dicantumkan, naskah mana yang perlu dibuang, naskah mana yg perlu ditambahkan. 

4. Editting/ Swasunting

Pada tahap ini, naskah yang telah kita revisi kemudian masuki tahapan editting. Penulis melakukan pengeditan. Hanya memperbaiki berbagai kesalahan tanda baca, kesalahan pada kalimat. Tahap ini boleh dikatakan sebagai "Swasunting" yaitu menyunting tulisan sendiri sebelum masuk penerbit, kan malu kalau banyak kesalahan. Maka penulis dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EBBI. 

5. Publikasi  

Ini adalah tahap terakhir dimana jika tulisan yang kita buat berupa naskah buku sudah yakin maka kita memasuki tahap Publikasi atau penerbitan  buku.

Setelah mengetahui tahapan-tahapan dalam menulis dan menerbitkan buku, kemudian muncullah pertanyaan "Apakah Anda sudah mempunyai pandangan penerbit yg akan menerbitkan buku Anda?

Jawabnya adalah penerbit Independen ( penerbit Indie) yang  disukai. Di dalam grup ini ada 3 penerbit indie, yaitu

✅Oase

✅Gemala

✅YPTD dan 

✅Kamlia Press Lamongan.

Sebelum menerbitkan buku marilah kita melek dulu tentang penerbit. Ada dua macam penerbit, yaitu Pertama penerbit Mayor dan kedua penerbit Indhie. Apa perbedaanya? mari kita ikuti uraian berikut ini  : 

1.  Jumlah Cetakan di penerbit mayor. 

📙Penerbit mayor  mencetak bukunya secara masal. Biasanya cetakan pertama sekitar 3000 eksemplar atau minimal 1000 eksemplar untuk dijual di toko-toko buku.

📘Penerbit indie : hanya mencetak buku apabila ada yang memesan atau cetak berkala yang dikenal dengan POD ( Print on Demand) yang umumnya didistribusikan melalui media online Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, WA grup dll.

2.  Pemilihan Naskah yang Diterbitkan

📙Penerbit mayor : 

Naskah harus melewati beberapa tahap Naskah harus melewati beberapa tahap prosedur sebelum menerbitkan sebuah naskah. Tentu saja, menyambung dari poin yang pertama, penerbit mayor mencetak bukunya secara masal 1000 - 3000 eksemplar. Mereka ekstra hati-hati dalam memilih naskah yang akan mereka terbitkan dan tidak akan berani mengambil resiko untuk menerbitkan setiap naskah yang mereka terima. Penerbit mayor memiliki syarat yang semakin ketat, harus mengikuti selera pasar, dan tingginya tingkat penolakan.

📘Penerbit indie : 

Tidak menolak naskah. Selama naskah tersebut sebuah karya yang layak diterbitkan; tidak melanggar undang-undang hak cipta karya sendiri, tidak plagiat, serta tidak menyinggung unsur SARA dan pornografi, naskah tersebut pasti kami terbitkan. Kami adalah alternatif baru bagi para penulis untuk membukukan tulisannya.

3.  Profesionalitas

📙Penerbit mayor : 

Penerbit mayor tentu saja profesional dengan banyaknya dukungan SDM di perusahaan besar mereka.

📘Penerbit indie : 

Penerbit indie pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Mutu dan manajemen pemasaran buku bisa menjadi ukuran penilaian awal sebuah penerbitan. Kadang murah Cover kurang bagus, kertas dalam coklat kasar bukan bookpaper ( kertas coklat halus). Kami jaga mutu Cover bagus cerah mengkilat isi buku kertas cokal halus awet ( bookpapar).

4.  Waktu Penerbitan

📙Penerbit mayor : 

Pada umumnya sebuah naskah diterima atau tidaknya akan dikonfirmasi dalam tempo 1-3 bulan. Jika naskah diterima, ada giliran atau waktu terbit yang bisa cepat, tapi ada juga yang sampai bertahun-tahun. Karena penerbit mayor adalah sebuah penerbit besar, banyak sekali alur kerja yang harus mereka lalui. Bersyukur kalau buku bisa cepat didistribusikan di semua toko buku. Namun, jika dalam waktu yang ditentukan penjualan buku tidak sesuai target, maka buku akan dilepas oleh distributor dan ditarik kembali oleh penerbit.

📘Penerbit indie :

Tentu berbeda kami akan segera memproses naskah yang kami terima dengan cepat. Dalam hitungan minggu bukumu sudah bisa terbit. Karena memang, kami tidak fokus pada selera pasar yang banyak menuntut ini dan itu. Kami menerbitkan karya yang penulisnya yakin karya tersebut adalah karya terbaiknya dan layak diterbitkan sehingga kami tidak memiliki pertimbangan rumit dalam menerbitkan buku.

5.  Royalti

📙Penerbit mayor : 

Kebanyakan penerbit mayor mematok royalti penulis maksimal 10% dari total penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

📘Penerbit indie : 

Pada umumnya 15-20%  dari harga buku. Dipasarkan dan dijual penulis lewat fb, Instagram, wa grup, Twitter, status, dll

6. Biaya penerbitan

📙Penerbit mayor : 

Biaya penerbitan gratis. Itulah sebabnya mereka tidak bisa langsung menerbitkan buku begitu saja sekalipun buku tersebut dinilai bagus oleh mereka. Seperti yang sudah disebut di atas, penerbit mayor memiliki pertimbangan dan tuntutan yang banyak untuk menerbitkan sebuah buku karena jika buku tersebut tidak laku terjual, kerugian hanya ada di pihak penerbit. 

📘Penerbit indie : 

Berbayar sesuai dengan aturan masing-masing penerbit. Antara penerbit satu dengan yang  lain berbeda. Karena pelayanan dan mutu buku yg diterbitkan tidak sama.

Narasumber kemudian memperkenalkan penerbit indie milik beliau sebagai referensi untuk menerbitkan buku yaitu CV Kamlia Press Lamongan yang melayani cetak buku, dengan jasa ISBN,  editing,  Lay out, dan  design cover buku  dengan harga terjangkau. 

📌📠Syarat-syarat penerbitan di KAMILA PRESS LAMONGAN📌

1. Kirimkan naskah lengkap mulai judul, kata pengantar, daftar isi, naskah lengkap sesuai urutan daftar isi, daftar pustaka, biodata penulis dg fotonya dan Sinopsis ( ditempatkan di cover belakang). Kalau ada Endors dari pakar ( orang ahli).

2. Ketik  A5 ukurannya 14,8 x 21 cm, spasi 1,15 ukuran fon 11 dan margin kanan 2 cm, kiri 2 cm, atas 2 cm dan bawah 2 cm. Gunakan huruf Arial, calibri atau  Cambria dan masukkan dalam 1 file kirim ke WA sy atau email gusmukminin@gmail.com

 3. Untuk judul dan Cover. 

a. Untuk judul kalau kurang pas saya membantu mengusulkan kepada Bapak Ibu judul yang menarik. 

b. Cover buku boleh  sudah Bapak ibu buat kami tinggal poles biar cantik dan menarik dg kesepakan Bpk ibu. 

c. Cover minta kami buatkan. Siap. 

Bapak ibu silakan kirim  judul, nama penulis lengkap dengan  gelar, kata pengantar dari siapa. Minta warna apa, boleh ada ada foto penulis atau gambar  lain, 

Selain mendapat fasilitas buatkan cover buku, layout, edit dan ISBN penulis juga dapat PO ( Pre Order ) promo buku dengana harganya serta dapat sertifikat dari penerbit yang kerja sama dengan  pencetakan. Beberapa mentor dalam pelatihan ini juga sudah menerbitkan buku di Kamila Press: Pof. Dr. Ngainun Naim, Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd., Suharto (Cing Ato).dll. 

Dengan harga penerbitan buku di Kamila Press Lamongan ( harga sewaktu-waktu bisa berubah).

📝Catatan

✓ Biaya Cetak buku  A5, kertas Bookpapar (coklat halus) atau HVS putih  

(termasuk biaya ISBN, Layuot, edit, cover buku, PO buku, sertifikat).

A. 60 halaman: 

#  Cetak 5 buku/ eksp. =  566.000

# Cetak 10 buku/ eksp. =  632.000, plus ongkir

B. 70 hlm:  

#  Cetak 5 buku = 570.000

# Cetak 10 buku = 650.000, Plus Ongkir

C. 85 hlm : 

# Cetak 5 buku = 580.000

# Cetak 10 buku = 660.000

D. 90 hlm:

# Cetak 5 buku = 600.000

# Cetak 10 Buku = 715.000

E. 100 hlm: 

# Cetak 5 buku = 635.000

# Cetak 10.Buku = 725.000

F. 125 hlm: 

# Cetak 5 buku = 650.000

# Cetak 10 buku = 751.000

G. 150 hlm= 

# Cetak 5 buku = 665.000

# Cetak 10 buku = 800.000

H. 200 hlm: 

# 5 buku = 695.000

# 10 buku = 841.000

I. 250 hlm:

# Cetak 5 buku = 725.000

# Cetak 10 buku = 900.000

J. 300 hlm:

# Cetak 5 buku = 753.000

# Cetak 10 buku = 957.000

H. 350 hlm.

# Cetak 5 buku = 780.000

# Cetak 10 buku = 1.014.000

I. 400 hlm.

# Cetak 5 buku = 805.000

# Cetak 10 buku = 1.070.00

J. 450 hlm.

# Cetak 5 buku = 830.000

# Cetak 10 buku = 1.120.000

K. 500 hlm. 

# Cetak 5 = 855.000

#Cetak 10 = 1.170.000

SETELAH CETAK 10 BUKU DENGAN JUMLAH HALAMAN DAN HARGA TERSEBUT, 

Lebihnya dihitung harga cetak ulang :

1.  Cetak buku 60 hlm Harga @ 20.000

2. Cetak buku 70-75  hlm harga  @21.000

3. Cetak buku 100 hlm. Harga @ 23.500

4. Cetak buku 140 hlm harga @ 27.000

5. Cetak buku 150 hlm @ 30.000

6. Cetak buku   250 hlm. Harga @ 40.000

7. Cetak buku  300 hlm. Harga @  45.000

8. Cetak 320 hlm. Harga @ 47.000

9. Cetak 340 hlm. Harga @ 49.000

10.Cetak 360 hlm. Harga  @ 51.000

11. Cetak 380 hlm. Harga  @ 51.000

12. Cetak 400 hlm. Harga @  55.000

13. Cetak 420 hlm. Harga @  57.000

14. Cetak 440 hlm. Harga @  59.000

15. Cetak 480 hlm. Harga @  63.000

16. Cetak 500 hlm. Harga @ 65.000

Semoga bermanfaat !

Ayooo semangat💪💪.

Demikian pemaparan materi yang telah disampaikan oleh Cak Inin, semoga ada guna dan manfaatnya bagi kita semua. 

📢 TANYA JAWAB

P 1. 

Dari Ratu  bertanya..😃

Assalamualaikum Pak saya bu Elmi dari Riau mau bertanya.

1. Apa perbedaan antara penerbit Indie dengan penerbit mayor dan lainnya. 

2. Apa kelebihannya  dan apa pula kekurangannya. 

3. Mana sebenarnya yang lebih baik antara penerbit Indie dengan penerbit mayor atau penerbit lainnya.

4. Apa Syarat Mengirim Karya ke penebit Indie

5. Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan pada penerbit Indie sampai buku selesai dicetak?

Demikian Pak Mohon arahannya. Terima kasih

N    :

1. 2, 4 Sudah sangat jelas di materi

3. Penerbit mayor adalah penerbit besar, kalau buku yang diterbitkan adalah buku yang berkualitas dan laku dijual, berarti penulis adalah penulis hebat, kemudian maka akan memperoleh royalti. Dalam waktu tiga bulan akan dikabari apakah bukunya laik terbit atau tidak. Setiap penerbit mempunyai kriteria tertentu jadi tinggal kita sesuaikan dengan buku yang kita buat. Jika tidak memungkinkan masuk ke penerbit mayor karena kurang begitu laku maka alternatifnya bisa masuk ke penerbit indie.

5. Untuk menerbitkan ISBN kurang lebih 4 minggu, buku bisa terbit dari awal masuk sekitar 2 bulan bisa selesai

P2. 

Assalamu alaikum. Saya Damar dari Banten. Gel. 26. Luar biasa Cak Inin Prestasi di bidang Literasinya.  Cak Inin punya penerbit sendiri . Saya mau tanya : 

1. Berapa modal bikin penerbit?.  

2. Apakah penerbit itu juga punya percetakan?. 

3. Judul Buku apa yang pernah diterbitkan paling banyak, berapa exp?

N:

1. Modal tidak terlalu banyak, yang penting mengurus CV terlebih dahulu ke kabupaten (Dinas Perijinan) untuk membuat SIUP. Kemudian mendaftarkan ke Perpusnas 

2. Penerbit tidak harus punya percetakan karena bisa bekerja sama dengan percetaan besar.

3. Sudah menerbitkan kurang lebih 300 buku

P3.

Saya  Afifi dari gelomnbang 26  asal Lampung. ijin tanya Cak Inin. Berapa lama proses buku dicetak di Kamila Press. Jika sudah lengkap atau acc penulis.

N :Terima kasih Pak Afif. Sekitar 4-6 Minggu Pak

P4.

Selamat malam Bu Lely dan Cak Inin

Saya Elen Pakpahan SD Candle Tree Serpong. Bolehkah cetak buku dengan ukuran kertas selain A5? 

Kalau boleh ukuran apa dan biayanya berapa? Terima kasih 

N : 

Terima kasih bapak Elen. Penulis bebas minat cetak buku dg ukuran A5, B5, A4 ( Majalah) dan ada Haga sendiri. Cetak hitam putih atau warna boleh juga ada harga sendiri. Tapi kebanyakan cetak buku itu ya A5. Kemarin sy cetak 300 eksemplar ukuran B5 dg jumlah hal. 340 hal. Karya sy dg guru BHS. Indonesia serta seluruh siswa saya SMP I Kedungpring Lamongan hasil praktik ujian BHS Indonesia menulis kisah perjalanan waktu.Studi Tour ke Yogyakarta 1-3 Maret 22. Dg harga 55.000 pak

P5.

Rumiati gel. 25. 

Melanjutkan pertanyaan saya tadi,  dan saran Bapak untuk berliterasi..terimakasi.  

Saya baru belajar munulis Bapak jadi saya masih ingin tahu seluk beluknya.. Belum sampainke penerbitan.

Jadi saya ingin penceraha supaya seorang yang baru belajar menulis.. Dan berharap tilisan bisa di cetak baik yang berupa antologi maupun  solo. Apakah saya  boleh langsung membuat tulisan yang nantinya menjadi buku solo...?  Terimakasih 

N :

Saya juga penulis pemula, maka ibu cukup menulis saja, tulis apa yang dilihat didengar dirasakan, bisa berbentuk puisi, pantun atau cerita, tulis saja. Kalau sudah selesai direview lagi tulisannya, ejaanya, lakukan 5 tahapan yang sudah dijelaskan di atas. Tulistah apa yang anda suka.

📢 PENUTUP

Setelah sesi tanya jawab selesai, acara ditutup oleh moderator dengan kalimat motivasi :

🏆Tiada kata terlambat untuk menulis dan terbitakan buku, tulislah sgr apa yg Anda suka, Anda dengar, Anda lihat, Anda rasakan untuk berbagi kebaikan ( Cak Inin)🏆

🏆Torehkan penamu dari jejak kakimu, siap tahu jadi penolongmu ( Cak Inin)🏆

🏆Kalau Anda ingin panjang umur , maka menuiskah ( Cak Inin)🏆


Demikian resume pertemuan ke-17 dengan topik "Mengenal Penerbit Indie". Semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangannya. Jika pembaca berkenan untuk memberikan kritik dan saran boleh untuk meninggalkan jejak di kolom komentar. 

Terimakasih.

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh. 

Bye. Bye...Semangat Menulis dan Terbitkan Buku.

Salam Literasi!

Banjarnegara, 25 Juni 2022

Kamis, 23 Juni 2022

Resume Pertemuan Ke-16 Anatomi Buku


Resume Pertemuan Ke-16, Gelombang ke-25 & 26

Pelatihan Belajar Menulis PGRI


Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini merupakan coretan ketiga saya dalam mengikuti Pelatihan Belajar Menulis PGRI. Sedikit demi sedikit benih tekad dan niat untuk belajar menulis mulai tumbuh. 

Resume ini merupakan hasil dari kegiatan yang dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Juni 2022 yang diselenggarakan mulai pukul 19.00 - selesai. Topik yang diangkat adalah tentang ANATOMI BUKU dengan narasumber Bunda Theresia Sri Rahayu dan moderator Ibu Aroviah Afifi yang biasa disapa Bu Ovi.

Malam yang luarrr biasa karena akan mempelajari materi yang amat penting bagi dunia Literasi. Yaaa materi dengan judul Anatomi Buku. Judul pelatihan yang langsung terbesit dalam pikiran membawa ke ingatan masa lalu ketika sekolah di tingkat SMP dan SMA mempelajari mata pelajaran Biologi. Dulu ingatnya kalau anatomi pasti pasangannya adalah anatomi tubuh. Heheee. Wahh kok bisa ya dunia literasi ada istilah anatomi. 

Istilah anatomi yang kita fahami pastilah itu  susunan atau bagian-bagian tubuh. Karena yang  dibahas adalah buku maka yang akan dipaparkan secara gamblang oleh narasumber  kita kali ini yaitu tentang,  bagian-bagian tubuh buku.

Sebelum pelatihan dimulai, moderator mengawali dengan memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. Beliau bernama Arofiah Afifi biasa dipanggil atau lebih dikenal dengan Ovi . Sebuah Nama yang cukup singkat dan mudah diingat. Beliau juga merupakan alumni BM gelombang 24 satu gelombng dengan  ibu Master formula 1 yaitu ibu Mutmainnah selaku ketua kelas.

Sebagai alumni, beliau juga tentunya sudah memiliki karya. Buku solo yang sudah tinggal terbit sedang dalam perjalanan  menuju rumah .


Setelah perkenalan singkatnya, moderator menyampaikan bahwa pelatihan pada malam tersebut dibagi menjadi dua sesi, yaitu:

1. Penyajian  Materi

2. Sesi Tanya JawabSebelum mulai materi 

Kemudian Ibu Ovi memperkenalkan narasumber dengan meminta untuk menyimak profil atau CV narasumber. https://www.cikgutere.com/2021/01/tere-bukan-liye.html

Ibu narasumber biasa dipanggil dengan sebutan akrab cikgu Tere alumni BM angkatan 4 satu angkatan dengan pak Brian. Bernama lengkap beliau adalah  Teresia Tri Rahayu.S.Pd SD. Beliau keren sekali prestasinya. Melanglang buana ke Negri sebrang,  mengabdi di NTT dan satu yang tidak disangka ternyata beliau orang sunda . 

Seperti narasumber sebelumnya, Bunda There juga memiliki pengalaman yang luar biasa sebagai tonggak awal berkecimpung dalam dunia menulis. Bagi beliau, Om Jay itu sangat berjasa. Karena impian beliau sejak kecil (SD) adalah ingin menulis buku dan ingin agar bukunya bisa dibaca oleh banyak orang.

Beliau menceritakan ketika berada di Bandung, tempat favoritnya adalah Toko Buku Gramedia. Setiap ada kesmpatan beliau akan pergi kesana. Dan impian beliau sejak kecil seakan semakin kuat ketika  menatap buku2 yg terpajang di rak. Pada tahun 2017 beliau sudah mengenal blog sebagai media untuk menulis. Tapi ada rasa tidak puas jika hny menulis di blog. Lalu, singkat cerita, beliau berteman dengan Om Jay di FB dan berksemptn mengikuti kelas BM. Sampai pada akhirnya di tahun 2020 mimpi tersebut pun terwujud.

Kemudian beliau juga menceritakan tentang pengalaman ketika mengikuti tantangan menulis buku dari Prof. Eko (seperti Pak Roma), bukunya pun bisa  dipajang di rak buku Gramedia dan toko buku lainnya di berbagai wilayah. The dream comes true. 

Selain itu pernah dalam beberapa kesempatan, beliau mengikuti kegiatan Kemdikbud di Bali, Yogya, dan Jakarta. Beliau tiba-tiba ingin menghadiahi buku pada beberapa pejabat Kemdikbud dan sahabat , maka beliau pun dapat dengan mudah membelinya di Gramedia dan toko2 buku besar. Saat itu bahkan beliau langsung menyampaikan pada karyawan toko buku bahwa beliau adalh penulisnya. Sampai mereka minta foto bersama.  Nah, itulah sdkit cerita Bunda There tentang kebanggaan beliau sampai akhirnya bisa menulis buku dan lolos di Penerbit Andi sehingga bisa ada di toko buku besar.

Nah, terkait materi bunda There sudah membuat makalah yang cukup sederhana namun sangat  bermanfaat bagi kita semua. Semua materi di modul bahannya diramu dari berbagai sumber yang ada di internet. Point yang ingin digaris bawahi dari materi yg ada di modul adalah bahwa anatomi buku yang disajikan dalam modul itu sifatnya ideal. Tidak perlu harus ada semua dlm buku yang akan atau sedang bahkan telah  ditulis.

Ibu narasumber menyampaikan bahwa biasanya, saat kita akan menerbitkan buku, baik di penerbit Indie maupun mayor, kita akan diberi informasi ttg kelengkapan naskah atau isi buku. Oleh karena itu Sebagai penulis, kita harus siap menyesuaikan kelengkapannya.

Kemudian setelah pemaparan materi selesai dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Berikut adalah kutipan beberapa pertanyaan dalam sesi tanya jawab.

P1    : Assalamualaikum Ibu saya bu Elmi dari Riau mau bertanya :

1. Apa saja yang harus kita lakukan dalam menyusun sebuah buku agar menjadi satu kesatuan.

2. Apakah ada perbedaan menulis buku dengan menulis di blog.

3. Apa saja alur yang kita perlukan dalam menulis sebuah buku

4. Bagaimana cara merancang naskah buku yang baik

5. Apa saja yang harus kita siapkan agar menjadi penulis buku yang profesional.

N    :  Selamat malam, Bu Elmi. Wahh pertanyaannya panjang dan kritis sekali, Bu. Saya coba jawab ya. 

1. Menurut pengalaman hal yang bisa kita lakukan tentunya adalah mulai dari menentukan tema yang akan mengikat keseluruhan isi buku. Kemudian menentukan judul yang relevan dengan tema. Setelah itu, kita susun yang disebut dengan outline buku. Nah, outline ini maksudnya seperti text matter yang ada pada penjelasan modul. 

2. Tentu ada bedanya, Bu. Jika menulis di blog itu hanya berupa artikel sdgkan buku itu trdiri dr kumpulan artikel. Jadi tantangan dan kepuasannya klo bagi sy itu sangat jauh berbeda. 

3. Alur di sini sebetulnya merupakan langkah2 menulis buku ya, Bu. Nah, mnrt sy langkah pertama adl ibu harus memahami anatomi buku trlbh dahulu. Baru mulai mengumpulkan bahan bukunya. 

P2    : Selamat malam, Saya Sita BM 26. Mohon ijin bertanya. Tadi bunda There menyampaikan seperti ini  "Point yg ingin sy garis bawahi dr materi yg ada di modul adl bhw anatomi buku yg disajikan dlm modul itu sifatnya ideal. Tidak perlu harus ada semua dlm buku yg akan atau sedang bhkn telah Bpk/Ibu tulis. Pertanyaan saya, Kalau sifatnya ideal, seharusnya justru semuanya ada dalam buku yang akan kita tulis, tetapi bunda There menyampaikan Tidak perlu harus ada semua dalam buku yang akan kita tulis. Mohon penjelasan. Terima kasih 🙏🏻

N    : Slmt mlm, Bu Sita. Pertanyaan ini yg sy tunggu  😅😅. Seperti yg sy sampaikan bhw anatomi buku yg sy jelaskan di modul itu sifatnya ideal krn mmg sangat lengkap dan sangat rinci. Bahkan sy membaca bbrpa artikel dr sumber berbeda terkait dgn anatomi buku ...itu lbh sederhana. Hanya ada bagian awal, isi, dan akhir/penutup. Di sumber lain juga berbeda. Shg sy meramunya. Dgn tujuan, agar Bpk/Ibu mengetahui scr lbh jelas dan rinci bagian per bagian dr anatomi bukunya. Mmg betul speti yg Bu Sita smpaikan, jika ideal harusnya buku kita mengikuti anatomi tsb. Namun, mksd saya mngtkan bhw tdk harus semua, krn mmg perlu kita sesuaikan dgn jenis bukunya. Jika yg kita tulis bukan buku yg berdasarkan penelitian atau buku ilmiah, tentunya tdk perlu selengkap itu bagian - bagian bukunya. Apalagi jika buku kita merupakan kumpulan resume, maka mnrt saya sprti indeks, glosarium, catatan kaki, tidak diperlukan.

P3    : Assalaamu’alaikum kakak moderator. Nama Yandri Novita Sari. Dari gelombang 25.

Izin bertanya untuk narasumber kak. 

1. Apa resep rahasia agar buku kita di kategorikan baik dan menarik bu? Sama halnya seperti burger yang enak tentu buku  yang baik dan menarik juga ada resep rahasianya.

2. Apakah anatomi buku bagian sampul dan judul, salah satu penarik utama pada buku yang kita tulis agar di lirik dan diminati pembaca bu? 

Mohon penjelasannya bu, terimakasi sebelumnya bu.🙏

N    : Slmt mlm, Bu Yandri. Sy cb jawab yaa ...

1. Resep rahasianya sy bisikin yaa ... Hehehe. Bpk/Ibu, salah satu resep rahasia agar buku kita dikategorikan baik dan menarik bahkan lolos di penerbit mayor shg direkomendasikan / dijual di toko buku besar adl buku kita harus relevan dan aktual dgn kebutuhan pasar saat ini. Ini yg paling penting. Coba Bpk/Ibu menulis buku ttg Kurikulum Merdeka dan topik2 terkait guru penggerak pasti buku Bpk/Ibu akan laku (baik) krn sedang dicari dan diminati oleh banyak org. Menarik, tentu sj bkn hny tampilan / layoutnya saja, melainkan outline dan keseluruhan isi naskahnya juga. Caranya, ambil sudut pandang yg berbeda dgn yg sudah ada. Misalnya jika org lain membuat burger dgn resep dan susunan yg standar, Ibu buat burger dgn keari…

P4    :  Agus Winarno. Pangkalan Bun, Kalteng Gelombang 25

Bagaimana Kiat bisa memiliki kemampuan untuk membedah bagian per bagian dari sebuah buku

terima kasih

N    : Mantap, Pak Agus. Trm ksh utk pertanyaannya.

Utk bisa punya kemampuan tentunya butuh proses ya, Pak. Ibaratnya butuh jam terbang. Semakin banyak kita berlatih maka kita akam semakin mampu. Utk memiliki kemampuan ini, selain berlatih, Bpk juga bs membaca2 buku best seller utk inspirasi. Dan, jangan lupa ...modulnya dibolak balik ya, Pak. Spy semakin terbiasa dgn bagian - bagian bukunya. Intinya learning by doing, Pak Agus. Tetap smngt.

 P5    : Perkenalkan saya ibu There dari Pangkalpinang, sbg peserta dari gelombang 24. 

Beberapa hal yg ingin saya tanyakan :

1.  Pentingnya anatomi buku, adalah agar buku kita tampak ciamik. Apakah ini sebuah keharusan mengikuti susunan yg ada pada setiap bagiannya ? Atau hanya untuk sebuah kebiasaan saja ? 

2. Secara umum, apakah ke-4 bagian anatomi buku tersebut wajib ada ? 

3. Apakah perbedaan antara kata pengantar dan prakata ?

4. Sebaiknya, atau pada umumnya, ada berapa bab dari yg harus kita sajikan sebagai inti sari buku kita ? 

5. Terakhir, adakah  tips untuk membuat isi buku menjadi sistematis dan gampang untuk dipahami ? 

N    : Slmt mlm, Ibu Tamu. Hehhehe, klo di Pulau Sumba, yg namanya sama disebut Tamu, Bu.

1. Susunannya mmg harus diikuti sprti itu, Bu. Namun bagian per bagian di dlmnya tdk harus semuanya diikuti. Cnth tadi jika menulis buku dr kumpulan resume tdk perlu selengkap menulis buku ilmiah. Bagian indeks, glosarium, bisa diskip. 

2. Secara umum betul harus ada. 

3. Seperti penjelasan pd modul bhw kata pengantar ditulis oleh org lain (bukan penulis buku) bisa oleh pejabat atau tokoh yg relevan. Nti bukunya Bpk/Ibu bisa diberikan kata pengantar oleh Om Jay sbgai blogger ternama sdgkan utk prakata ditulis oleh penulis buku sendiri. 

4. Agar buku kita menarik dr segi tampilan hendaknya mempunyai punggung buku. Bisa lihat cnthnya di modul. Nah, utk bisa ada punggung buku, biasanya perlu sktr 140 halaman. 

P6    : Selamat Malam, Ibu Tere. Saya Susi, peserta gel 25,  dari Kayu Agung, Sumsel

Menarik sekali uraian malam ini tentang anatomi buku,  apalagi dengan menganalogikan buku sebagai sebuah burger. Tapi, saat ini helaian buku yang begitu eksotis harus bersaing keras dengan laman laman yang ada di internet. Lalu apa kiat kita, penulis pemula ini untuk menundukkan pembaca agar mau berpaling ke buku, apalagi buku yang ditulis oleh penulis pemula. Dan, dalam sebuah buku, bagaimana kita menentukan klimaks isi buku yang kita buat, agar berkesan di hati pembaca.

Terima kasih Ibu, atas pencerahannya.

N    : Trm ksh pertanyaannya, Bu Susi. Mmg saat ini industri percetakan buku manual bersaing dgn industri buku elektronik / digital. Maraknya gawai turut mengubah keadaan ini. Klo dulu ketika kita butuh referensi, maka kita harus mngunjungi perpustakaan bahkan  membeli buku di toko buku. Skg, kita tinggal searching dan browsing di internet.

Namun, tenang sj, Bu. Wlaupun dmkian, kita ttp percaya bhw buku kita tetap akan laku di pasaran. Apalagi bagi para penikmat buku cetak. Mrka pasti akan mencari buku kita di berbagai toko buku. Kiat bagi kita spy hal ini terjadi adl sprti yg td sy smpaikan bhw kita perlu mencari trend topic skg utk bisa tahu kebutuhan pasar. Sekalipun kita penulis pemula, jika kita mampu menulis buku yg sesuai dgn trend pasar, maka buku kita pasti dicari oleh pembaca.

Agar buku itu berkesam bagi pembaca tentunya kita harus kenal dulu sasaran buku kita shg dlm merancang isi buku pun akan mengacu pada profil pembaca kita. Bisa dilihat dr umur, pendidikan, dll.

Kemudian, agar berkesan, isi buku harus melibatkan pembaca dlm narasi buku yg kita tulis. Mksdnya gali sisi emosional pembaca sedapat mungkin. Jangan terlalu berteori atau mengajari namun berikan sharing pengalaman yg praktis.

P7    : Salam Bu narasumber Teresia Sri Rahayu. Saya Lati dari gel  26.

Izin bertanya Pertanyaan sederhana saja 

1.  untuk daftar pustaka sebuah buku apakah ada ketentuan minimal daftar pustaka tercantum? 

Contoh  minimal harus 10 sumber daftar pustaka.

2. Apa perbedaan blurb dan sinopsis? Bagaimana membuat sinopsis menjadi menarik  minat pembaca 

Terima kasih

N    :  Baik, Bu Lati. Trm ksh utk pertanyaannya. 

1. Sepengetahuan saya tidak ada ketentuan minimal mengenai jumlahnya. Namun biasanya ada ketentuan terkait masa waktu. Mksdnya daftar pustaka yg diambil biasanya 4 - 5 tahun terakhir atau jangka waktu lainnya. Terutama jika buku ilmiah. 

2. Perbedaan Blurb dan Sinopsis bisa dilihat pada postingan berikut :Buku adalah mahkota bagi seorang penulis. Yuk, ketahui apa saja kelengkapan naskah buku yang perlu diketahui oleh para penulis. https://www.instagram.com/p/CSoGR6bJVeS/?igshid=MDJmNzVkMjY=

Yg terakhir bgmn membuat sinopsis agar menarik pembaca, sbnrnya yg lbh tepat adl Blurb yg menarik pembaca. Sinopsis yg baik adl yg menceritakan keseluruhan isi buku scr ringkas.

 Kemudian sesi tanya jawab yang diakhiri dengan kalimat pamungkas bahwa materi anatomi buku tidak akan ada artinya jika Bpk/Ibu tidak berani untuk memulai menghasilkan karya sbgai penulis. Oleh krn itu, milikilah mimpi yg besar itu dan beranilah dlm mewujudkannya. Butuh niat,doa, dan usaha. Bukan cukup menguasai materi namun juga harus mampu dlm mengaplikasikannya. Marilah bergandengan tangan, saling membantu dan menyemangati antara sesama kita para blogger. Terus semangat dan yakin pasti bisa.

Demikian resume pertemuan ke-16. Semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Banjarnegara, 23 Juni 2022

Rabu, 22 Juni 2022

Resume Pertemuan ke-15 Langkah Menyususun Buku Secara Sistematis

Resume Pertemuan ke-15, Gelombang ke-25 & 26

Pelatihan Belajar Menulis PGRI


Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Alhamdulillah pada kesempatan kali ini, Saya kembali berkesempatan untuk menuliskan catatan yang berupa resume dari kegiatan yang telah saya ikuti. Kegiatan tersebut masih merupakan rangkaian dari seri belajar menulis bersama PGRI yang pada kali ini telah memasuki pertemuan ke-15. Meskipun demikian saya baru mengikutinya dalam 2x pertemuan ini. Tidaklah mengapa bagi saya untuk ikut menyesuikan dengan teman-teman satu grup yang sudah jauh berpengalaman dari saya. Walaupun secara perlahan lahan tapi pasti.

Pertemuan kali ini berlangsung pada hari Senin kemarin tepatnya tanggal 20 Juni 2022. Dengan narasumber Bpk. Yulius Roma Patandean, S.Pd. Beliau berasal dari tanah Toraja Sulawesi Selatan. Sedangkan moderatornya adalah Bpk. Bambang Purwanto, S.Kom, Gr yang terkenal dengan Mr. Bams, beliau berasal dari Bandung jawa Barat. Dari keduanya, saya bisa mengambil pesan bahwa sejauh apapun jarak memisahkan, sedekat itu pula teknologi bisa mendekatkan.

Pertemuan diawali dengan sapaan hangat dari narasumber dengan menggunakan bahasa Toraja yaitu (bongi melo=bahasa Toraja) yang artinya selamat malam. Berikut adalah profil dari narasumber yang biasa disapa Pak Yuro. https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html. Seperti narasumber pada pertemuan sebelumnya, Pak Yuro juga merupakan alumni program Belajar Menulis di Gelombang 9, tepatnya di awal pandemi Covid-19. Beliau menceritakan bahwa setelah memenuhi tantangan Prof. Richardus Eko Indrajit menulis buku dalam satu minggu pada bulan April 2019, maka niat menulis buku sepertinya tidak berhenti dan terus beliau lakukan hingga kini. Sungguh sangat menginspirasi dan memotivasi bahwa dalam satu minggu bisa menghasilkan sebuah buku. Luar biasa, Hebat. 


Pada pertemuan kali ini, dibagi menjadi 2 sesi , yaitu

1. Materi sampai pukul 20.00 WIB

2. Tanya jawab pukul 20 00-21.00 WIB

Topik yang dibahas adalah Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis. Pak Yuro menegaskan keyakinan bahwa sistematisnya cara dalam menyusun naskah buku tidak terlepas dari tertatanya alur pikiran/ide yang dituangkan di naskah tersebut. Hal tersebut bermakna bahwa sebelum memulai tahapan penyusunan naskah untuk dibukukan. Beliau menyampaikan  semua penulis pasti sudah memiliki kumpulan naskah di laptopnya masing-masing. Tidaklah menjadi masalah jika naskah-naskah tersebut berserakan dulu, yang penting dikumpulkan saja seperti mengumpulkan dedaunan yang berserakan di halaman. Pada saatnya nanti kumpulan naskah-naskah tersebut akan saling terkait satu sama lain ketika mulai menata naskah.

Kemudian munculah pertanyaan bagaimana caranya menyusun naskah buku itu agar sistematis? Jawaban beliau yang pertama adalah......*Siapkan naskahnya dulu, pastikan naskah buku dalam ukuran kertas A5 telah terkumpul minimal 40 halaman (standar UNESCO) dilengkapi BAB-BAB_nya. Menurut Pak Yuro, bagi semua yang terbiasa menggunakan fasilitas Microsoft Word pasti telah menemukan beberapa fitur yang bisa membantu dalam mensistematiskan tulisan. Fitur tersebut dapat dipelajari dengan mengakses https://youtu.be/eePQwyHAcjw. dan https://youtu.be/jXPr59aWJSc.

Materi yang disampaikan cukup singkat dan padat karena bisa diakses melalui kanal youtube di atas. Berikutnya adalah memasuki sesi tanya jawab.

💨Pertanyaan pertama dari Ibu Theresia - Pangkalpinang 

P1 : Apakah cara tersebut juga bisa kita gunakan  utk oenulisan di koran?

N  : tentunya bisa jika naskah tulisan tersebut memuat judul dan sub judul. Tapi saya belum pernah menulis di koran, kalau mengirimkan artikel ke koran-koran sering saya lakukan, cuma belum beruntung tulisan terbit.

💨 Pertanyaan kedua dari Bpk. Sim Chung Wei dari Jakarta. 

P2.    : Saya mempunya beberapa ide tulisan dan beberapa sudah saya tulis dalam file2 word.  Hanya             saja ide2 tersebut sangat random.  Peryanyaan saya : Bagaimana mengembangkan ide2 tersebut             secara sistematis,  sementara  ide2 tersebut tidak saling berhubungan? Apakah perlu saya fokus             untuk menyelesaikan satu ide terlebih dahulu. Setelah selesai baru melanjutkan pengembanagn ide         lain nya? 

N :     Hal ini sering saya alami pak Wei.....tapi naskahnya jangan dibuang ya....jika ide sudah mentok                atau terkena mental blocking, hal yang saya lakukan adalah menyisipkan gambar/foto agar bisa             membantu saya mencari ide. Karena gambar juga memiliki fungsi penyampai ide. 

            Saran saya pak, tuliskan saja yang ada di pikiran bapak....biarkan berserakan dulu. Ketika                         menata, pikiran bapak akan memandu menyambung ide-ide tersebut. Menyusun naskah                         pastinya kita akan membaca semua naskah. Yakin saja pak, sering-sering baca naskahya, pasti                    bertemu ide untuk menyambungnya. OKE.......hehehehe

Dua pertanyaan diatas adalah sebagian dari banyak pertanyaan yang muncul di sesi tanya jawab. Menurut saya keduanya sudah mewakili pertanyaan yang saya miliki juga. 

Sebelum pertemuan berakhir, Pak Yuro menyampaikan bahwa manfaat menulis ini bisa sangat  membantu untuk menuangkan praktik baik pembelajaran yang dilakukan di blog. Terlebih di Kurikulum Merdeka, guru akan menulis modul, maka keuntungan guru yang sering menulis adalah menulis modul menjadi mudah.

Akhirnya pertemuan diakhiri dengan kata pamungkas dari narasumber " Semoga kegiatan malam ini bisa memberi manfaat bagi kita semua. Menulislah, nikmati prosesnya, pantang mundur sebelum buku terbit ber-ISBN. Menulislah bukan karena angka kredit, tapi menulislah sebagai bagian pelayanan hidup. Selamat malam."

Demikianlah resume pertemuan ke-15, semoga tulisan ini akan berdampak di kemudian hari.

Mohon maaf atas segala kesalahan dalam penulisan maupun ejaannya serta segala kekurangannya.

Saya sangat terbuka terhadap berbagai saran dan kritik yang membangun.

Terimakasih.

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

Banjarnegara, 22 Juni 2022

Selasa, 21 Juni 2022

Konsep Buku Nonfiksi

Rabu, 22 Juni 2022

Resume pertemuan ke-14, Gelombang ke-25 dan 26.

Pelatihan Belajar Menulis PGRI


Bismillahirohmanirrohim,

Ini adalah catatan pertama saya yang berisi resume dari sebuah kegiatan. Ya, ini adalah kali pertama bagi saya mengikuti sebuah komunitas belajar menulis. Saya sadar akan kemampuan menulis saya yang masih teramat jauh dari kata sempurna, akan tetapi dengan motivasi dalam diri yang begitu kuat untuk belajar serta support dari teman di sekitar terutama beliau Ibu Lely Suryani, Saya memberanikan diri untuk ikut andil dalam komunitas Belajar Menulis ini. Saya masih sangat awam dengan seluk beluk dunia tulis sehingga saya sangat berharap melalui komunitas ini saya bisa ikut belajar untuk mengasah kemampuan menulis. 

Materi pelatihan pada pertemuan ke-14 pada hari Jum'at, 17 Juni 2022 adalah tentang Konsep Buku Nonfiksi dengan narasumber Ibu Musiin, M.Pd dan moderator Ibu Lely Suryani. Pertemuan yang dilakukan secara daring melalui WAG dibuka oleh Bapak Wijaya Kusumah atau yang akrab disapa Om Jay. Beliau berkenan untuk menyuplai semangat baru bagi para anggota grup.

Petemuan diawali dengan slogan yang disampaikan oleh ibu moderator yang memantik semangat saya untuk belajar yaitu "MENULISLAH SETIAP HARI.. BUKTIKAN APA YANG TERJADI". Kalimat yang menurut saya sederhana akan tetapi memiliki makna yang cukup dalam. Bahwa menulis itu adalah sebuah proses yang hasilnya tidaklah instan. Dari menulis kita dapat membuktikan bahwa suatu saat nanti apa yang kita tulis hari ini akan berdampak besar bagi diri sendiri dan orang disekitar. Saya yakin itu.

Acara pun memasuki intinya, bersama Ibu Musiin beliau menyampaikan doa diawal pertemuan bahwa dengan kegiatan menulis ini semoga menjadi ladang berkah bagi kita semua yang sedang dalam masa pemulihan setelah pandemi Covid-19  serta memalui pertemuan ini dapat menjadi penguat iman dan imun tubuh. Tak lupa beliau mendoakan semoga ilmu yang kita peroleh malam tersebut dapat bermanfaat tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat.

Sebelum ke topik pembahasan, Ibu Musiin memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. Saya pun tidak kebal dengan beliau dan dengan perkenalan tersebut membuat saya mendapatkan pencerahan bahwa semua penulis handal pasti berangkat dari nol. Beliau pun berangkat dari kelas menulis Om Jay yang menjadi pembuktian bahwa TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN. Benar adanya, sekarang saya bisa membuktikan bahwa pasti apa yang ditulis Ibu Musiin setiap hari, kini sudah dapat dibuktikan sesuatu yang besar telah terjadi. Beliau juga mengatakan bahwa Prof Rhenaldi Kasali menyampaikan kalau kita berpikir secara Opportunity Based, kita akan  selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan.  Menulislah setiap hari, maka keajaiban akan datang. 

Ibu Musiin adalah alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8 yang juga mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Beliau bersembilan telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan buku kami telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya nya berjudul Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi. Hal tersebut sungguh menjadi cambuk bagi saya untuk ikut andil dalam dunia menulis. Meskipun semuanya pasti membutuhkan proses yang tidak sebentar, tapi kekuatan motivasi tersebut akan mengantarkan pada sebuah pencapaikan kompetensi menulis yang luar biasa.

Buku Karya Ibu Musiin Dkk.

Ibu Musiin mampu membuktikan bahwa beliau telah berhasil mengalahkan ketakutan dari dirinya sendiri. Ketakutan itu ternyata  merendahkan potensi untuk menulis. Menurut beliau ada beberapa pikiran pikiran negatif yang membuat rasa takut ketika menulis buku, yaitu rasa takut jika tidak ada yang membaca hasil karya kita, rasa takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan dan rasa takut bahwa karya orang lain lebih bagus dari yang kita buat. Selain itu, menulis dianggap menjadi momok yang menakutkan karena harus menghasilkan dan harus mengeluarkan ide.

Ibu Musiin menyampaikan bahwa seperti yang disampaikan Prof Eko,dan Bunda Sri, kita bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita,  atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Beliau memiliki buku, kita juga memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir.

Berdasarkan buku diatas, menimbulkan sebuah pertanyaan dalam diri kita "Adakah sebuah buku di dalam diri kita? Kapankah buku yang luar biasa itu akan lahir?" . Ibu Musiin berkata "Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You? Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis  mengukir perjalanan  hidup kita. Jadi,  semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak". Penggalan chat tersebut menunjukkan bahwa disetiap individu pasti memiliki sebuah karya yang berasal dari berbagai pengalaman yang terjadi sepanjang perjalanan hidup.

Perkembangan jaman yang sekarang sudah semakin canggih membawa kita di era digital dimana arus informasi begitu deras. Dalam hitungan detik, jutaan informasi masuk melalui berbagai media sosial dan berbagai aplikasi yang dapat menjadi sumber referensi untuk menulis buku. Ibu Musiin menyampaikan bahwa di era ini semua guru adalah murid dan semua murid adalah guru. Hal ini menunjukkan bahwa semua bisa belajar dari siapapun dan dari apapun. 

Dari keterampilan menulis inilah buah karya yang berupa buku suatu saat akan menjadi saksi sejarah untuk anak cucu, murid dan generasi yang akan datang. yang akan menjadi pemantik mereka untuk menjadi lebih hebat dari kita. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang tidak mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis, maka menulis adalah keterampilan yang dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena menulis sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.

Pegangan awal yang harus dimiliki seseorang yang ingin menulis adalah alasan mengapa ingin menjadi seorang penulis. Alasan tersebut merupakan motivasi intrinsik yang akan bertahan secara langgeng dalam diri seseorang untuk mempertahankan kecintaan terhadap menulis itu sendiri. Ibu Musiin mengutip dari sebuah Kutipan yang terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer yang dapat  menjadi penguat mengapa saya ingin menjadi penulis. Berikut kutipannya;




Dari kedua kutipan tersebut memantik motivasi saya untuk berlatih dan terus belajar untuk menulis sampai suatu saat nanti dapat menghasilkan sebuah karya. Saya sadar tidak berketerampilan handal dalam bidang tertentu, tidaklah pula seorang yang yang merupakan keturunan bangsawan yang berharta banyak, maka dari itulah sebisa saya menuangkan pengalaman yang saya miliki dalam sebuah coretan tinta ini.

Kedua kutipan tersebut takan pernah lekang oleh waktu. Saat ini, di era digital ini, kutipan tersebut masih sangat "relate" dengan situasi saat ini. Sebagai contoh, untuk membuat status atau konten di media sosial pastilah ada ''caption". Untuk membuat caption pastilah membuhkan keterampilan menulis. Seperti yang baru-baru ini viral adalah film yang berjudul "Layangan Putus". Ternyata cerita dari film tersebut diangkat dari tulisan di facebook.

Dari prolog tersebut, Saya dapat meresapi bahwa untuk menghasilkan sebuah karya kita pasti berangkat dari nol dan membutuhkan proses, seperti yang akan dibahas kali ini yaitu tentang menulis buku nonfikasi. Bahwa ada tiga pola dalam penulisannya yaitu 

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 

Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.

Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Ibu Musiin mencontohkan pada karya yang beliau hasilkan yaitu menggunakan pola ketiga yakni Pola Klaster.

Kemudian setelah mengetahu polanya, dilanjutkan dengan proses penulisan buku nonfiksi yang terdiri dari 5 langkah, yakni

1. Pratulis

2. Menulis Draf

3. Merevisi Draf

4. Menyunting Naskah

5. Menerbitkan

💨Langkah Pertama

 Pratulis

1. Menentukan tema

2. Menemukan ide

3. Merencanakan jenis tulisan

4. Mengumpulkan bahan tulisan

5. Bertukar pikiran

6. Menyusun daftar

7. Meriset

8. Membuat Mind Mapping

9. Menyusun kerangka

Dalam menentukan tema cukup mengambil satu tema saja dalam sebuah buku. Sebagai contoh adalah tema parenting, pendidikan, motivasi dll. Kemudian untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 

1. Pengalaman pribadi

2. Pengalaman orang lain

3. Berita di media massa

4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5. Imajinasi

6. Mengamati lingkungan

7. Perenungan

8. Membaca buku

9. Survey

10. Wawancara

Setelah itu dalam mengambil referensi dapat berasal dari data dan fakta yang  diperoleh dari literasi di internet. Tahap berikutnya membuat kerangka, disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan. Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, narasumber mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be). Beliau juga merupakan alumni gelombang 8. Langkah beliau sangat mujarab untuk menulis sebuah buku. Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis

Setelah mengikuti alur tersebut, selanjutnya untuk menulis buku, kita memakai anatomi buku. Anatomi buku ini sangat penting jika ingin mengikuti ujian sertifikat penulis.

1. Halaman Judul

2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3. Halaman Daftar Isi

4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5. Halaman Prakata

6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7. Bagian /Bab

8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9. Halaman Glosarium

10. Halaman Daftar Pustaka

11. Halaman Indeks

12. Halaman Tentang Penulis

💨Langkah kedua

Menulis Draf

1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

💨Langkah ketiga

Merevisi Draf

1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

💨Langkah keempat 

Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1. Ejaan

2. Tata bahasa

3. Diksi

4. Data dan fakta

5. Legalitas dan norma

Selain langkah-langkah diatas yang perlu diikuti, ada beberapa hambatan-hambatan yang terjadi dalam menulis, yaitu Hambatan waktu, Hambatan kreativitas, Hambatan teknis, Hambatan tujuan, Hambatan psikologis.

Demikian resume pertemuan ke-14. Semoga tulisan pertama saya ini menjadi modal awal untuk saya dapat mengasah skill menulis. Mohon maaf atas segala kesalahan dalam penulisan serta kekurangannya.

Kutipan dari Ibu Lely Suryani " Tetaplah setia dengan pilihan dan terus berbuat baik. Tetaplah terus menulis, menulis dan menulis. Semoga tulisan kita menjadi inspirasi orang lain."

Aamiin.


Jumat, 17 Juni 2022

Postingan Pertama

 Ini adalah postingan saya yang pertama dalam mempelajari cara membuat blog di Blogspot.

Bismillah, semoga niat saya untuk bisa memiliki skill menulis bisa terkabul. Aamiin.

Banjarnegara, 17 Juni 2022