Rabu, 24 Agustus 2022

Resume Ke-2 Menjadikan Menulis Sebagai Passion

 Resume Ke-2

Gelombang 27

Hari,Tanggal  : Rabu, 24 Agustus 2022

Tema : Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Narasumber : Dra. Sri Sugiastuti,M.Pd

Moderator : Dail Ma’ruf

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

"اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ''


Alhamdulillah, Segala Puji hanya bagi Allah Swt. yang atas limpahan karuniaNya pada malam ini saya bisa mengikuti kembali kelas belajar menulis PGRI Gelombang 27 pada pertemuan ke-2. Malam ini begitu dingin, dengan kabut tebal yang menyelimuti daerah tempat saya tinggal. Ya tentunya karena di pegunungan suasana seperti ini cukup menjadi hal yang lumrah. Meskipun demikian tidak menyurutkan semangat saya untuk menyimak kelas dengan saksama dan mulai memainkan jari di keyboard laptop untuk sambil menuangkan resume di blog. 

Pada pertemuan ke-2 ini tema yang disampaikan oleh narasumber adalah tentang menjadikan menulis sebagai passion serta dipandu oleh moderator yaitu Bapak Dail Ma’ruf. Beliau adalah alumni BM Ke-20 yang akan mendampingi Ibu Sri Sugiastuti,M.Pd selaku narasumber. Berikut adalah profil dari beliau


Tema yang disampaikan adalah menjadikan menulis sebagai passion. Mengapa perlu menjadikan aktivitas menulis sebagai passion? Ibu narasumber mengawali pemaparan materinya dengan menjelaskan apa sih sebenarnya passion itu, menurut beliau passion atau renjana adalah suatu gairah yang ada di pikiran kita. Maka dengan menjadikan menulis sebagai passion berarti bahwa menjadikan menulis sebagai gairah yang akan membuat kita bisa menikmati proses menulis itu dan tentunya lebih bersemangat untuk menghasilkan banyak karya lewat tulisan.

Menurut Ibu Kanjeng (Ibu Sri Sugiastuti) bahwa perlu mengubah mindset tentang menulis yang dianggap sebagai sebuah bakat. Itu salah besar, pada kenyataannya menulis adalah keterampilan tertinggi setelah mendengar, berbicara dan membaca. Dengan menjadikan menulis sebagai passion, otomatis orang yang tidak berbakat pun akan bisa menulis dengan fasih, hal ini karena adanya dorongan dalam diri yang kuat untuk mau mempelajari keterampilan tersebut.

Ketika dijadikan sebagai passion, sebenarnya menulis merupakan suatu keterampilan yang menjanjikan karena dipandang sebagai indikator terhadap intelektualitas dan kematangan berpikir seseorang yang sampai saat ini pun bagi para penulisnya sangat dihormati dan dihargai secara sosial. Lebih dari itu, menurut Ibu Kanjeng, menulis juga bagian dari dakwah yang tentunya nilainya akan lebih dari sekedar materi.

Untuk menjadikan menulis sebagai passion tentunya akan ada kendala yang muncul diantaranya merasa tidak berbakat, tidak memiliki waktu dan ide, tidak mau dikritik atau bahkan tidak mau menulis. Maka untuk mengatasi kendala tersebut, menurut narasumber, kita perlu mengubah mindset bahwa menulis itu bukan bakat bawaan, kita perlu menyediakan waktu, jangan mudah merasa baper dan minder serta perbanyak membaca dan membangun komunitas literasi. Kemudian beliau menyisipkan motivasinya untuk menulis yaitu Hadis Nabi yang mengatakan “khoirunnas anfa’uhum linnas” (sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat untuk manusia lain).

Menjadikan menulis sebagai passion tentunya bagi si penulis perlu untuk mengikuti langkah-langkah menjadi penulis yang baik yaitu Read, perlu banyak membaca, Discuss dengan mentor untuk menyelaraskan ide dan gagasan, Look and Feel baik secara langsung maupun yang kita lihat dan baca di media, Socialize berapa banyak pengetahuan dan pengalaman yang kita serap dari orang lain. 

Setelah penulis mengikuti langkah-langkah tersebut, berikutnya penulis perlu untuk melakukan tahap persiapan untuk menulis, yaitu dengan menggali dan menemukan gagasan/ide, menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca, menentukan topik, membuat outline dan mengumpulkan bahan materi / buku. Menurut narasumber bahwa sebagai penulis pemula hendaknya lebih fokus pada ketekunan dalam proses menulis, caranya adalah dengan menulislah semampunya dan jangan berfikir untuk sempurna serta idealis.

Selanjutnya langkah terakhir adalah Editing yaitu membaca ulang dan menyempurnakan draft, Revising yaitu mengevaluasi naskah untuk menihilkan kesalahan tulis, dan Publishing yaitu pengiriman naskah, pencetakan, promosi dan distribusi.

Berikut adalah contoh karya yang telah dihasilkan oleh Ibu Kanjeng


Setelah pemaparan materi selesai dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, diantaranya ada pertanyaan dari Pak Priyadi - Depok Jawa Barat. Beliau bertanya dalam memulai menulis kita harus mengumpulkan dan membaca referensi, berapa banyak buku yang dibaca? Dan berapa lama Bunda Kanjeng dalan menulis buku mulai dari penentuan Topik sampai dengan buku tersebut diterbitkan ?  

Jawaban dari Ibu Kanjeng bahwa kita perlu menyiapkan referensi sesuai kebutuhan. Biasanya untuk buku non fiksi. Seperti saat beliau menyiapkan buku Wow English is So Easy Kids dan Buku yang diterbitkan Erlangga.  Buku  Seri Pendalaman Materi Bahasa Inggris persiapan UN SMK. beliau menyiapkan beberapa buku referensi yang mendukung terbitnya buku tersebut secara maksimal. Kemudian untuk pertanyaan selanjutnya bahwa waktu yang dibutuhkan dari mulai persiapan hingga siap dikirim ke penerbit tergantung jenis buku yang ditulis. Bila buku traveling  dan berupa tantangan cukup 2 bulan sudah  jadi buku. Kalau  non fiksi agak lama bisa 3- 6 bulan apalagi bila menggandeng penerbit mayor. Cepat atau lambat tergantung kegigihan kita untuk  segera mewujudkan tulisan  menjadi buku.

Pertanyaan berikutnya dari Pak Tito yaitu sejak kapan bunda Kanjeng memutuskan writing is my passion? Mungkin ada momen tak terlupakan yang menjadi pemicu atau penyemangat untuk menulis?

Jawaban dari Ibu Kanjeng bahwa Writing is my passion itu sejak beliau bergabung di komunitas pena kita, beliau mengikuti kopdar di Jogja. Disana ada seorang motivator yaitu Ustadz Fiki yang menggambarkan passion itu dengan istilah “Kebelet” yang membuat kita semangat untuk menulis dan menulis.

Demikianlah akhir dari kelas belajar menulis malam ini, materi yang sangat luar biasa dari narasumber yang luar biasa didampingi oleh moderator yang luar biasa juga. Semoga bermanfaat dan bisa menambah gairah kita semua dalam menulis dan semoga bisa menjadikannya sebagai passion dalam diri kita masing-masing. Mohon maaf atas segala kekurangannya. 

Salam Literasi.

Banjarnegara, 24 Agustus 2022.


“وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ”







13 komentar: