Rabu, 31 Agustus 2022

Resume Pertemuan Ke-5 Menulis dari Karya Ilmiah

 Resume Ke-5

Gelombang 27

Hari,Tanggal          : Rabu, 31 Agustus 2022

Tema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Narasumber : Noralia Purwa Yunita,M.Pd

Moderator : Mutmainah



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

"اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ''


Alhamdulillah, Segala Puji hanya bagi Allah Swt. yang atas limpahan karuniaNya pada malam ini saya bisa kembali mengikuti kelas belajar menulis PGRI Gelombang 27 pada pertemuan ke-5. Pada pertemuan kali ini, kelas akan dibersamai oleh narasumber yaitu Ibu Noralia Purwa Yunita,M.Pd serta moderator yang sudah tidak asing lagi yaitu Ibu Emut Lebak, nama beken dari Ibu Mutmainah.

Sebelum kelas dimulai, moderator menggemakan semangat motivasi untuk menulis. Yaa…kita semua tahu bahwa menulis adalah tingkat literasi yang tertinggi tinggi setelah mendengar, berbicara dan membaca. Walaupun sulit akan tetapi jika ditekuni, keterampilan menulis dapat dijadikan bukti bahwa kita berperan dalam menciptakan peradaban. Tanpa meninggalkan tulisan manusia akan semakin mudah dilupakan. Luar biasa…..

Berikutnya kelas dimulai dengan perkenalan narasumber. Ibu Noralia ahir di Kudus, 12 Juni 1989. Beliau mengambil S1 di Universitas Negeri Semarang yang kemudian dilanjutkan program magister pendidikan di Universitas Negeri Semarang. Sama seperti narasumber sebelumnya, beliau juga merupakan alumni kelas belajar menulis gelombang 8. Pastinya, setiap narasumber berawal dari seorang peserta BM yang kemudian melejit dengan segudang karya dan prestasinya masing-masing.

Selain mengajar, beliau juga aktif menjadi penulis di Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan, penulis di Penerbit Andi Offset, penulis dan Ambassador di penerbit Inovasi Publishing, salah satu tim admin di website guru penggerak, Pengurus pena guru di yayasan guru nusantara, anggota komunitas koordinator virtual Indonesia (KKVI), anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Prakarya dan IPA, serta Pembimbing ekstrakurikuler KIR SMP. Menjadi narasumber di berbagai kelas menulis, telah menghasilkan buku solo sebanyak 17 buku dan berbagai artikel Ilmiah. Sungguh pengalaman dan prestasi yang sangat membanggakan dan luar biasa tentunya.

Tak seperti biasanya, pada pertemuan kali ini narasumber menghendaki supaya pengaturan di grup bisa membuat para peserta mengirim pesan. Biasanya untuk sementara grup dikunci, akan tetapi pada malam ini agar kelas lebih hidup maka dilakukan dengan cara diskusi langsung dengan narasumber. Beliau mengawali dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah para peserta pernah membuat karya tulis, yaap..tanpa panjang lebar para peserta mulai merespon ada yang menjawab sudah pernah yaitu PTK, ada pula yang menjawab bentuk karya tulisnya adalah skripsi.

Menurut Ibu Noralia yang dimaksud karya tulis ilmiah adalah tulisan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dimana bentuknya bisa berupa skripsi, tesis, PTK, karya tulis sewaktu SMA , artikel ilmiah, laporan penelitian dan lainnya. Syarat terpentingnya adalah bahwa karya tersebut ditulis berdasarkan hasil riset ilmiah. Beliau menambahkan jika pada umumnya hasil karya tersebut berakhir di perpustakaan baik sekolah maupun kampus. Alhasil pembacanya pun hanya berkutat di warga sekolah maupun kampus. 

“Padahal tidak semua warga kampus atau sekolah berminat untuk membaca jenis karya tulis yang "lumayan berat" isinya ini. Alhasil, perjuangan berdarah-darah tadi, Seakan-akan kurang terbayarkan”, kata Ibu Noralia. Maka dari itu, perlu solusi agar karya ilmiah yang dihasilkan dengan perjuangan yang berdarah-darah itu dapat dibaca oleh khalayak luas, salah satunya adalah dengan menjadikannya sebuah buku.

Ketika mengkonversi karya ilmiah menjadi buku, akan ada banyak manfaat yang diperoleh, diantaranya dapat dibaca oleh masyarakat awam, hasil bukunya dapat bernilai ekonomis karena dapat diperjualbelikan, dapat menambah poin angka kredit bagi ASN, menjadi terkenal jika bukunya laris manis, serta ilmunya akan lebih bermanfaat jika disebarluaskan ke publik.

Bagaimana caranya??? Narasumber memaparkan bahwa ada beberapa langkah untuk mengkonversi karya ilmiah menjadi buku, yaitu

Pertama, mengubah judul dengan hanya berfokus pada objek penelitian saja. kemudian hilangkan materi, subjek, tempat penelitian. Tambahkan kata seperti KIAT, JURUS, STRATEGI, CARA SUKSES atau yang lainnya agar menjadi judul popular.

Kedua, mengubah daftar isi dengan mengikuti pedoman (2W+1H) dimana Bab 1 (Why) menjelaskan pentingnya modul BERBASIS RISET, Bab 2(What) menjelaskan apa itu modul berbasis riset serta Bab 3,4,5, dan seterusnya ( How ) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.

Ketiga, mengubah sedikit isi karya ilmiah dengan cara memperluas isi bacaannya berdasarkan sumber yang relevan. Hilangkan semua "kata Penelitian/ laporan PTK, laporan skripsi" dan lainnya yang biasanya ada di karya ilmiah. Kemudian bisa mengubah grafik dalam bentuk kalimat.

Keempat, mengubah gaya kebahasaan dan penyajian menjadi lebih luwes tergantung gaya si penulis.

Kelima, menghindari penggunaan daftar pustaka yang berupa blog pribadi. Akan lebih baik lagi jika menggunakan situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book,,atau karya ilmiah lainnya. 

Keenam, menambahkan ulasan tentang kelebihan dan kelemahan penelitian yang dilakukan agar pembaca yakin bahwa penulis benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.

Ketujuh, menyesuaikan aturan konversi karya ilmiah menjadi buku yaitu dengan minimal 70 halaman format A5 dengan  huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan dengan aturan penerbit.

Oleh karena itu, untuk membuat  buku dari karya ilmiah tidak hanya sekedar mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan karya ilmiah yang sudah dibuat. Mengapa demikian? karena hal tersebut tentunya menjadi sebuah self plagiarisme untuk karya kita. Jadi, penting sekali mengubah karya ilmiah menjadi buku sesuai dengan aturan yang ada sehingga karya ilmiah versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan karya ilmiah aslinya.

Dalam pemaparannya, narasumber menambahkan bahwa karya ilmiah tidak hanya bisa dikonversi dalam bentuk buku tapi juga dalam bentuk artikel ilmiah. langkah-langkahnya, yaitu

Pertama, menyusun abstrak yang terdiri dari latar belakang singkat, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, kesimpulan. Tidak boleh ada sitasi dalam abstrak.

Kedua, menyusun pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, tinjauan Pustaka secara singkat, tujuan penelitian

Ketiga, memaparkan metode penelitian yang terdiri atas sampel penelitian, prosedur penelitian (dalam bagan saja), analisis penelitian.

Keempat, memaparkan hasil dan pembahasan yang berisi hasil penelitian berupa grafik, tabel atau diagram serta pembahasan mengapa mendapatkan hasil demikian yang dikaitkan dengan teori yang ada.

Kelima, menarik kesimpulan yaitu menjawab tujuan penelitian.

Pada bagian terakhir ditambah daftar Pustaka terbaru dan berasal dari jurnal lain yang bereputasi juga.


Demikian resume pertemuan ke-5 malam ini.

Semoga bermanfaat.

Salam Literasi.

Banjarnegara, 31 Agustus 2022

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ









13 komentar: