Selasa, 06 September 2022

Resume Ke-7 Mengatasi Writer's Block

 Resume Ke-7

Gelombang 27

Hari,Tanggal          : Senin, 5 September 2022

Tema : Mengatasi Writer’s Block

Narasumber : Ditta Widya Utami,S.Pd., Gr.

Moderator : Raliyanti

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

"اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ''


Alhamdulillah, pada kesempatan ini saya bisa kembali membuat resume dari kelas belajar menulis PGRI. Pada malam ini kelas dipandu oleh narasumber yaitu Ibu Raliyanti. Sama seperti moderator maupun narasumber sebelumnya, beliau pun juga merupakan alumni BM, tepatnya BM gelombang ke-20. Yook semangat, pastinya yang sekarang sedang berproses suatu saat pasti juga bisa berkesempatan naik di podium baik sebagai moderator bahkan sebagai narasumber.

Narasumber malam ini pun tentunya sosok yang luar biasa dengan segudang prestasinya.  Beliau adalah Ibu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr. Seorang guru IPA dari Subang dengan menghasilkan banyak buku dan jula penghargaan, diantaranya Penghargaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang sebagai guru berprestasi pada tahun 2021. Berikut adalah profil beliau https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html.

Pada malam ini tema yang akan dibahas yaitu tentang “Writer’s Block”. Apa si maksudnya? Nah menurut narasumber,jika ketika sedang menulis tiba-tiba seolah semua ide lenyap, merasa tangan menjadi kaku hingga tak mampu menuliskan sepatah kata pun, merasa betapa lambatnya pikiran kita dalam menemukan ide ide baru untuk menulis, maka hal-hal tersebut menandakan bahwa kita sedang terserang Writer's Block.

Menurut Wikipedia, writer's block diartikan sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Writer’s Block bisa juga ditandai dengan sulitnya untuk bisa fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis. Narasumber menjelaskan bahwa keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional. Penyebabnya adalah karena writer's block umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis.

Oleh karena itu, poin penting saat Writer’s Block menyerang adalah kita segera sadar dan cepat mengambil tindakan untuk menyingkirkan WB tersebut.  Menurut narasumber salah satu cara terbaik mengatasi WB adalah dengan mengenali penyebabnya. 

Pertama, misalnya ketika kita mencoba metode/topik baru dalam menulis. Sebagai contoh,  jika kita terbiasa menulis karya tulis ilmiah. Kemudian diminta membuat puisi. Keduanya tentu memiliki metode penulisan yang berbeda. Jadi, solusi ketika WB menyerang adalah dengan mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis dan juga dengan membaca referensi baru untuk menambah wawasan dan mencari sumber inspirasi menulis.

Kedua,  penyebabnya adalah stres. Narasumber menjelaskan tentang stress bahwa dalam sebuah jurnal berjudul "Stres dan Solusinya dalam Perspektif Psikologi dan Islam" yang ditulis oleh Admin Admin dan Himma (2019) disebutkan bahwa stres adalah respon tubuh yang diakibatkan karena adanya tuntutan dari luar diri individu yang melebihi kemampuan dalam memenuhi tuntutan untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut. Maka dalam kondisi seperti ini alangkah baiknya jika diobati dengan cara healing atau jalan-jalan atau dengan melakukan hobi yang disukai. 

Ketiga, terlalu perfeksionis. Narasumber menjelaskan salah satu bentuknya adalah dengan berpikiran  "Tulisanku bakal ada yang baca nggak, ya?". Karena bisa jadi, pemikiran sempurna seperti itu justru yang akan menghambat kita dalam menghasilkan karya.

Jelas sekali paparan yang disampaikan oleh narasumber, berikutnya adalah sesi tanya jawab,salah satunya dari Pak Darno yang berasal dari Morotai Maluku Utara. Beliau bertanya” Saya sudah mulai menulis buku tapi belum selesai. Ada sekitar 3 judul. Kenapa saya lakukan itu. Sebenarnya itulah cara saya mengatasi Writer's Block. Bila saya mentok pada judul tulisan yang satu maka saya akan berpindah ke judul lainnya. Menurut hemat Ibu Ditta, apakah boleh menulis dalam satu waktu dengan banyak judul buku?”

Berikut adalah jawaban dari narasumber “ Wow luar biasa Pak Darno. Kereeen 😎👍🏻 . Hemat saya, boleh saja. Tiap orang pasti tau kapasitasnya masing-masing. Begitu pula dg Bapak. Yang penting dalam menulis buku (dan tulisan lain juga sih), ada outline. Kalau Pak Darno di setiap judul buku sudah punya outline masing-masing, akan jauh lebih mudah menyelesaikan semuanya 😊. Bila pun mendapat kendala, gunakan skala prioritas saja. Mana yang harus diselesaikan lebih awal, dan mana yang bisa diakhirkan.”


Demikian resume pertemuan ke-7 ini. Semoga bermanfaat.

Salam Literasi.

Never Stop Learning.

Banjarnegara, 5 September 2022.

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ




0 komentar:

Posting Komentar